MyMegawisata.com – Mereka yang sudah ke Tanah Suci tentu tidak asing lagi dengan Jabal Nur yang disini terdapat Gua Hira. Sedangkan mereka yang belum pernah ke tanah Suci, tentu menginginkan bisa melihat dari dekat Jabal Nur.
Apabila berkunjung ke Makkah atau melakukan ibadah haji dan umrah, kaum muslimin pasti tidak asing dengan tempat bernama Jabal Nur. Tempat tersebut menjadi saksi Rasulullah SAW dalam bermunajat kepada Allah SWT.
Disebutkan dalam buku 1001 Fakta Dahsyat Mukjizat Kota Makkah: Misteri Unik Pusat Titik Bumi dalam Sejarah Manusia karya Asima Nur Salsabila, Jabal Nur adalah gunung dengan ketinggian sekitar 624 mdpl dengan bebatuan yang terjal yang menyelimuti permukaannya. Kemiringan Jabal Nur adalah sekitar 60 derajat
Tinggi puncak Jabal Nur adalah sekitar 200 m dengan bentuk puncak yang tajam. Butuh waktu sekitar setengah jam untuk mendekati puncaknya.
Dari puncak Jabal Nur, pengunjung bisa melihat pemandangan kota Makkah yang indah dari ketinggian. Selain itu, Masjidil Haram juga bisa dilihat dengan jelas tanpa adanya gangguan gedung-gedung tinggi yang menutupinya.
Apabila ingin mengunjungi Jabal Nur maka harus melakukan perjalanan ke arah utara dari kota Makkah. Kira-kira harus menempuh perjalanan sejauh 5 km dari Masjidil Haram.
Di Sini Wahyu Pertama Diterima Rasulullah
Nama Jabal Nur berarti “gunung yang bercahaya”. Nabi Muhammad SAW kerap mengunjungi Jabal Nur, tepatnya di dalam Gua Hira. Di sana beliau menyendiri dan menenangkan pikiran dari kerusuhan kota Makkah.
Pada saat menyendiri, datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan wahyu Allah SWT. Setelah wahyu pertama turun, kemudian melalui serangkaian proses yang panjang, Muhammad menjadi nabi dan rasul sampai Isra dan Mi’raj.
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini merupakan titik awal cahaya Islam yang terus menerus benderang sampai sekarang ini. Rasulullah SAW dengan wahyu-Nya mampu memberantas kegelapan dan kesesatan yang saat itu, sampai akhir zaman, merajalela di muka bumi.
Maka tak heran, umat Islam menyebut gunung yang biasa dibuat Rasulullah SAW untuk menyendiri dan menerima wahyu tersebut dengan nama Jabal Nur atau Gunung Cahaya.
Alasan Rasulullah Berkhalwat di Gua Hira, Jabal Nur
Menurut Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW karya Moenawar Chalil, Rasulullah SAW memang suka menyendiri sejak kanak-kanak. Beliau tidak suka bergaul ramai-ramai dengan banyak orang. Hal ini berlanjut hingga beliau dewasa.
Ketika menginjak usia 40 tahun, semakin dalam keinginan Rasulullah SAW untuk menjauhkan diri dari keramaian masyarakat. Beliau sering kali pergi meninggalkan rumah untuk mencari tempat menyendiri atau berkhalwat dengan tujuan menenangkan pikiran, menjernihkan angan-angan, mengheningkan cipta yang muaranya untuk mencari kebenaran yang hakiki.
Tak lama kemudian, beliau menemukan sebuah gunung yang ada guanya. Gunung itu berada di tempat yang sunyi, senyap, di sebelah utara kota Makkah. Gunung ini tak lain adalah Jabal Nur, dan gua yang dimaksud adalah Gua Hira.
Oleh sebab itu, Rasulullah SAW memilih gunung dan gua itu untuk berkhalwat. Beliau mengasingkan diri dan membawa bekal seperlunya untuk menguatkan raganya selama berbulan-bulan.
Gua Hira Terdapat Di Jabal Nur
Muslim H. Nasution mengatakan dalam buku Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah, jika ingin mendaki Jabal Nur dan memasuki Gua Hira, jamaah haji dan muslimin sekalian harus mendaki gunung sekitar 1 jam lamanya. Dari sana, hanya butuh beberapa menit saja untuk tiba di puncak Jabal Nur.
Gua Hira hanya mampu menampung empat sampai lima orang saja. Keadaan di dalam gua ini gelap sebab hanya sedikit cahaya matahari yang bisa masuk.
Tinggi gua sebatas orang berdiri. Jika tidak ada bangunan tinggi di Masjidil Haram, pengunjung bisa melihat Ka’bah dari mulut gua bagian belakang
Menengok Gua Hira di Jabal Nur, Makkah, Arab Saudi. Gua Hira merupakan tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5.
Gua Hira berada di atas puncak Jabal Nur atau biasa disebut sebagai Gunung Bercahaya. Jabal Nur memiliki tinggi 642 meter menjadi salah satu tempat yang paling istimewa dan sering dikunjungi oleh jamaah haji maupun jamaah umrah di kota Makkah.
Gua Hira terletak sekira 6 kilometer sebelah utara Masjidil Haram. Gua Hira sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menyendiri dari masyarakat yang pada saat itu masih belum menyembah kepada Allah SWT.
Gua Hira berukuran 1,75 hasta. Letaknya pada tebing menanjak yang agak curam walau tidak terlalu tinggi, oleh karena itu untuk mencapai Gua Hira setiap orang harus memiliki fisik yang kuat dan stamina yang prima.
Untuk mendaki Jabal Nur yang terdiri atas susunan batu-batu tajam dan licin itu diperlukan waktu sekira 1 hingga 2 jam tergantung pada kepadatan jamaah yang ikut mendaki bukit dengan sudut kemiringan antara 60-70 derajat.
Di sisi kanan menuju jalan setapak Gua Hira banyak toko kelontong yang menjual tongkat untuk membantu pendakian ke Jabal Nur. Harganya 10 riyal atau setara Rp40.000 (kurs Rp4.000 per riyal). Toko ini juga menjual berbagai macam souvenir seperti tas, cincin, kalung serta aneka minuman.
Awal pendakian ke Jabal Nur diawali dengan membaca doa agar dilancarkan dan dimudahkan menuju puncak dan menengok Gua Hira.
Langkah demi langkah dengan medan yang cukup berat harus ditempuh untuk mendaki ke atas puncak Jabal Nur hingga sampai ke Gua Hira. Kita harus melewati 1.420 anak tangga. Namun tidak perlu khawatir, karena ada beberapa pembatas dari besi sebagai pegangan.
Bagi jamaah yang mendaki Jabal Nur disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dan diimbau tidak membuang sampah sembarangan karena lokasi sudah banyak sampah berserakan seperti bungkus makanan hingga botol plastik.
Sementara, agar tidak terlalu capek saat menuju Gua Hira, jamaah bisa mengatur ritme perjalanan. Tidak perlu memaksakan untuk cepat sampai ke Gua Hira. Ada juga beberapa check point untuk beristirahat bisa sambil meneduh jika cuaca panas. Untuk mendaki Jabal Nur disarankan pada pagi hari agar cuaca tidak terlalu panas.
OkeZone.com, menulis dari berbagai sumber kitab agama Islam, menuliskan, bagaimana Jamaah bisa sambil menikmati pemandangan kota Makkah saat menuju puncak Jabal Nur. Saat mata memandang sangat terlihat jelas kota Makkah dari ketinggian. Tentu saja Zamzam Tower menjadi pembeda ketika sudah sampai di puncak Jabal Nur.
Menjadi landmark kota Makkah, Zamzam Tower bangunan yang tinggi sendiri dibandingkan yang lainnya. Akhirnya perjalanan sampai ke puncak Jabal Nur setelah menempuh waktu sekira 2 jam.
Editor: Bangun Lubis