MOZAIK ISLAM

Agama Islam itu adalah Nasihat

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daary radhiallahu ‘anhu,

“Agama adalah nasihat”. Kami bertanya:  “Bagi siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, bagi para pemimpin kaum muslim dan bagi kaum muslim secara umum.” (HR. Muslim)

 Seorang tokoh Islam di Palembang, Prof DR Juwono Biomed saat memberikan kajian Ahad di Masjid Al Furqon, Jl R Soekamto memberikan ungkapan bagaimana sebuah nasehat dijalankan sehingga yang dinasehati dapat mengamalkannya kepada jalan yang baik. Tentu nasehat yang akan disampaikan hendaklah telah dimengerti, agar yang akan mengikutinya juga memahami makna untuk dilaksanakan. Nasehat hendaklah bermakna kebaikan baik dunia maupun akhirat.

Bentuk nasehat kepada kaum muslim (kita semua) secara umum adalah dengan menampakkan kecintaan kita kepada sesama, menampakkan wajah yang berseri-seri, senyum yang ikhlas, menebarkan salam, menasihati, saling tolong-menolong dan hal-hal lain yang dapat mendatangkan maslahat dan menghilangkan mudhorat.

 Lebih luas dijelaskan mengutip atas  pendapat  Tamim Ad Daari yang meriwayatkan hadits ini, menyebutkan kata nasihat merupakan sebuah kata singkat penuh isi, maksudnya ialah segala hal yang baik. Dalam bahasa arab kata nasihat, sebagaimana disebutkan oleh para ulama  mencakup di dalamnya adalah makna kebaikan dunia dan akhirat.

 Seseorang yang memberi nasihat diserupakan dengan orang yang menjahit pakaian karena orang yang memberi nasehat kepada orang lain pada hakikatnya adalah memperbaiki orang yang dinasehati, demikian orang yang menjahit baju yang berlubang (ia memperbaiki lubang yang terdapat pada baju tersebut). (Asy-Syarhul Kabiir ‘alal arba’in an nawawiyyah, 183). Ini sebagai perumpamaan.

Syaikh Shalih Alu Syaikh, sebagaimana yang dikutip  menguraikan bahwa nasehat dengan makna “menghendaki kebaikan bagi orang yang dinasehati” adalah makna nasehat berkaitan dengan nasehat untuk para pemimpin kaum muslim dan kaum muslim secara umum.

Baca Juga  Mengunjungi Jabal Uhud, Gunung yang Kelak Berada di Surga

Adapun makna nasehat  – yaitu kepada Allah, Kitab-Nya dan Rasul-Nya -, maka maknanya jalinan hubungan antara dua hal, dimana yang satu memberikan hak kepada yang lainnya. Sehingga tidak ada permusuhan diantara keduanya.

Telah diketahui pula bahwa seorang hamba mendekatkan diri kepada Rabb-nya dengan cara memenuhi seluruh hak-hak-Nya yang merupakan kewajiban seorang hamba. Demikian pula dalam memenuhi hak-hak Al Qur’an maupun hak-hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Asy-Syarhul Kabiir ‘alal arba’in An Nawawiyyah, 629-630)

Kemudian, bahwa berkaitan dengan penjelasan makna nasehat kepada Allah adalah merapatnya hubungan antara seorang hamba dengan Allah dengan cara seorang hamba melaksanakan hak-hak Allah baik itu berupa hak yang wajib maupun mustahab.

Mengutip Syaikh As Sa’diy yang menjelaskan bahwa makna nasehat kepada Allah Ta’ala adalah seorang hamba memahami akan keesaan Allah, meng-esakan Allah dalam sifat-sifat yang sempurna tanpa adanya satupun yang menyerupai-Nya dari segala sisi, melakukan peribadahan kepada-Nya baik secara zahir maupun bathin, selalu merasa harap dan takut disertai dengan selalu bertaubat dan istighfar.

Hal ini karena sesungguhnya seorang hamba pasti pernah meremehkan sesuatu dari kewajiban-kewajiban yang Allah berikan atau terkadang seorang hamba terjatuh pada perkara yang diharamkan. Dengan taubat yang sungguh-sungguh dan istighfar yang terus menerus maka akan menutup kekurangan-kekurangannya dan akan menyempurnakan perbuatan dan amalnya.  (Asy-Syarhul Kabiir ‘alal Arba’in An Nawawiyyah, 187)

Dalam tulisannya Wakhidatul Latifah, dalam artikelnya di muslimah.or. id, mengutip,  Syaikh As Sa’diy yang menjelaskan bahwa nasehat kepada kitabullah adalah dengan menghafalnya dan mentadabburinya, mempelajari lafadz-lafadz dan makna nya, dan bersungguh-sungguh dalam mengamalkan kandungannya.  (Asy Syarhul Kabiir ‘alal arba’in An Nawawiyyah, 187).

Baca Juga  Kita Pastinya Rindu Ke Kota Jeddah, Dengan Laut Merah

Sementara itu, nasehat Rasul SAW, yang dikemukakan Syaikh As Sa’diy adalah bahwa nasehat kepada Rasul adalah dengan mengimani dan mencintai-nya, mendahulukannya dibanding dirinya, hartanya maupun anaknya. Ittiba’ (meneladani) para Rasul dalam perkara pokok-pokok agama maupun perkara cabangnya. Mengutamakan perkataan Rasul dibanding perkataan manusia lain dan bersungguh-sungguh dalam mengambil petunjuk dari petunjuk-petunjuknya dan dalam menolong agamanya. (Asy Syarhul Kabiir, 187)

Dijelaskan juga oleh Syaikh Shalih Alu Syaikh bahwa nasehat bagi pemimpin kaum muslim adalah dengan memberikan hak-hak mereka yang telah Allah berikan kepada mereka, yang telah Allah jelaskan dalam kitab-kitab-Nya maupun yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jelaskan dalam sunnah beliau.   Dan termasuk nasehat bagi mereka yaitu memberikan nasehat dengan makna mengingatkan keasalahan-kesalahan mereka.

Sedangkan Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin menjelaskan bahwa bentuk nasehat kepada kaum muslim secara umum adalah dengan menampakkan kecintaan kepada mereka, menampakkan wajah yang berseri-seri, menebarkan salam, menasihati, saling tolong-menolong dan hal-hal lain yang dapat mendatangkan maslahat dan menghilangkan mafsadat. (Asy-Syarhul Kabiir, 181)

Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, Ketahuilah bahwa perkataanmu terhadap salah seorang kaum muslim tidaklah boleh disamakan dengan perkataanmu terhadap seorang pemimpin. Perkataanmu terhadap seorang pembangkang tidaklah boleh disamakan dengan perkataanmu terhadap orang yang masih bodoh. Maka, setiap kondisi orang ada perkataan (yang sesuai). Maka, berilah nasehat kepada kaum muslimin secara umum semampumu. (Asy Syarhul Kabiir, 181).(*)

Penulis: Buya Henri Rivai dan Bangun Lubis

 

 

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button