Di Tengah Gempuran Aplikasi Digital, Mega Wisata Tetap Bertahan
Melakukan Terobosan dengan Sentuhan Kemanusiaan

MyMegawisata.com, Palembang, 23 Mei 2025 — Dunia bergerak cepat menuju era digital. Teknologi informasi kini menjelma menjadi tulang punggung berbagai aktivitas manusia, dari komunikasi, transaksi keuangan, hingga pemesanan tiket dan akomodasi perjalanan.
Di tengah arus deras ini, industri travel pun mengalami transformasi besar-besaran. Pemain-pemain besar dalam sektor ini berlomba-lomba mengembangkan aplikasi digital super canggih untuk menjaring pelanggan sebanyak mungkin.
Namun, tak semua pelaku industri travel mampu atau memilih mengikuti arus tersebut. Sebagian bertahan dengan cara mereka sendiri, mengandalkan pendekatan personal dan hubungan langsung dengan pelanggan. Salah satu yang menjadi contoh nyata ketahanan itu adalah PT Sriwijaya Mega Wisata, sebuah perusahaan travel asal Palembang yang tetap eksis di tengah serbuan digitalisasi ekstrem.
Gempuran Digital dan Ketatnya Persaingan
Kemajuan teknologi digital telah menciptakan lanskap baru dalam dunia pariwisata. Pemesanan tiket kini bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik melalui aplikasi seperti Tiket.com, Traveloka, Pegipegi, dan sejenisnya. Hotel, tiket pesawat, kereta, bus antarkota, bahkan kapal laut dapat diakses secara real-time oleh siapa saja yang memiliki gawai dan jaringan internet.
Namun, kemudahan ini juga membawa konsekuensi: persaingan menjadi semakin sengit. Banyak perusahaan travel konvensional yang tidak mampu beradaptasi harus menutup usahanya. Model bisnis lama yang berbasis kantor fisik dan transaksi manual perlahan-lahan tergerus.
Di tengah gelombang tersebut, tetap ada yang memilih jalur berbeda.
Mega Wisata: Tidak Menyerah, Tetap Bertahan
Berbeda dengan kebanyakan perusahaan yang sepenuhnya mengandalkan aplikasi digital, Mega Wisata mengambil pendekatan yang lebih sederhana namun tak kalah efektif. Dengan hanya mengandalkan pemesanan melalui telepon dan WhatsApp, serta promosi lewat media sosial seperti Facebook dan Instagram, Mega Wisata tetap dapat menjangkau konsumennya—khususnya mereka yang lebih nyaman dengan pendekatan personal.
“Kami memang tidak memiliki aplikasi seperti para pemain besar, tapi Alhamdulillah, hingga hari ini masih banyak pelanggan yang percaya dan setia pada kami,” ujar Direktur Utama PT Sriwijaya Mega Wisata, Hj. Salwaty, saat diwawancarai di kantor pusatnya.
Salwaty menjelaskan, selain pelayanan tiket pesawat, kereta, dan bus antarkota, Mega Wisata juga tetap aktif melayani keberangkatan jamaah umrah dan haji ke Tanah Suci. “Program umrah dan haji kami masih berjalan lancar. Kami menyadari pentingnya kepercayaan dan komunikasi langsung, terutama untuk perjalanan ibadah seperti ini,” tambahnya.
Strategi Sederhana tapi Efektif
Mega Wisata mengoptimalkan keberadaan mereka di dunia digital bukan dengan membangun aplikasi sendiri, melainkan dengan menghidupkan komunikasi dan penyebaran informasi melalui situs web Mymegawisata.com, dan media sosial. Mereka aktif mempublikasikan informasi promo, jadwal keberangkatan, serta dokumentasi keberangkatan jamaah melalui kanal-kanal seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp dan web mymegawisata.com tersebut.
“Intinya, kami harus tetap hadir di ruang digital. Meski bukan lewat aplikasi canggih, tapi melalui website dan medsos kami bisa menyapa pelanggan dan menyampaikan informasi secara langsung,” terang Salwaty.
Strategi ini ternyata efektif, terutama bagi pasar lokal dan kalangan masyarakat yang belum sepenuhnya nyaman dengan teknologi aplikasi. Kedekatan emosional dan layanan personal menjadi nilai tambah yang membuat Mega Wisata tetap dicari.
Mengandalkan Sentuhan Manusia di Era Mesin
Di saat algoritma dan otomatisasi mendominasi, Mega Wisata justru menawarkan apa yang makin langka di era digital: sentuhan manusia. Percakapan hangat via telepon, diskusi terbuka lewat WhatsApp, dan komunikasi langsung dengan staf travel menjadi nilai lebih yang semakin diapresiasi pelanggan, terutama di kota-kota kecil dan daerah-daerah yang belum sepenuhnya terdigitalisasi.
“Banyak pelanggan kami yang merasa lebih nyaman bicara langsung dengan staf kami ketimbang mengisi formulir digital. Ini bukan soal gaptek, tapi lebih pada kebutuhan akan relasi dan rasa aman,” tambah Salwaty.
Harapan di Masa Depan
Meski tetap bertahan dengan cara konvensional, Salwaty tidak menutup kemungkinan untuk memperbarui strategi di masa depan. “Kami terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan. Siapa tahu ke depan kami bisa bekerja sama dengan platform digital atau membangun sistem yang cocok untuk kami,” katanya.
Mega Wisata adalah salah satu bukti bahwa dalam dunia yang berubah cepat, tidak semua harus mengikuti arus dengan cara yang sama. Kadang, bertahan dengan keunikan dan kekuatan yang kita miliki bisa menjadi pilihan bijak. Dan di tengah persaingan sengit ini, Mega Wisata membuktikan bahwa kesetiaan pada nilai-nilai personal dan pelayanan yang hangat masih punya tempat—dan bahkan bisa jadi kekuatan utama.
Editor: Bang Bangun Lubis