HAJI

Haji Wada, Merupakan Haji Terakhir Bagi Rasulullah

MyMegawisata.com – Menjelang wafatnya, Nabi Muhammad SAW menyempatkan diri untuk melaksanakan ibadah haji dan mengajarkan aturan serta ketentuan pelaksanaannya kepada umat Islam.

Peristiwa ini dikenal sebagai Haji Wada, yang merupakan haji terakhir bagi Rasulullah SAW. Kesempatan haji wada Rasulullah SAW pergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan terakhirnya.

Sebagaimana diceritakan dalam surah Al-Maidah ayat 3: Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala.

(Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sejarah Haji Wada

Mengutip buku Kisah Ulul Azmi Dan Tokoh Islam Hebat karya Tethy Ezokanzo inilah detik-detik menjelang haji wada yang dilakukan Rasulullah SAW. Tercatat sejak tanggal 9 H seluruh jazirah Arab telah ditaklukan oleh umat Islam, di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW masyarakat Arab saling menyayangi dan mengutamakan saudaranya.

Sebab di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW telah mengatur semua sisi kehidupan dengan adil dan tenang sehingga semuanya serba teratur. Melihat Islam berjaya di Tanah Arab, bangsa Romawi yang waktu itu penguasa dunia, merasa terancam dan khawatir akan kedudukan Rasulullah dan umatnya, sehingga tahun 632 H terjadi terberat umat Islam, karena jarak dan perjalanan terjauh.

Belum sampai pecahnya peperangan, bangsa Romawi mundur dan menyerah karena merasa takut dengan pasukan umat Islam. Kemudian, Rasulullah dan umatnya berniat untuk menunaikan ibadah haji setelah kembali dari Tabuk, inilah haji pertama sekaligus haji terakhir bagi Rasulullah. Peristiwa ini disebut sebagai haji wada.

4 Nama Lain Haji Terakhir

Mengutip buku Haji dan Umrah Bersama M. Quraish Shihab – New Cover karya M Quraish Shihab disebutkan 4 nama penyebutan haji terakhir Rasulullah SAW.

Haji Wada

Haji Wada adalah haji yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW pada tahun ke-10 Hijrah. Ia di- namai demikian karena ketika itu Nabi Muhammad SAW “berpamitan” kepada umatnya dan menyatakan bahwa “Siapa tahu aku tidak dapat lagi bertemu kamu semua setelah tahun ini”.

Baca Juga  Wisata Ke Puncak Bogor, Sejuk dan Nyaman

Hajjat al-Islâm

Haji terakhir ini merupakan haji Rasulullah SAW. yang pertama dan terakhir sesuai dengan tuntunan Islam; sebagaimana haji itu juga yang menjadi rujukan kaum Muslim dalam pelaksanaan ibadah haji-yang sedikit atau banyak-berbeda dengan haji kaum musyrik.

Hajjat al-Balagh/Haji Penyampaian

Disebut demikian karena dalam khutbah yang disampai- kan di tengah pelaksanaan haji ini, antara lain bahwa Rasulullah SAW bertanya kepada jemaah:

“Apakah aku telah menyampaikan?”

Yakni, apakah aku telah menyampaikan ajaran agama Islam?

Jawaban yang akan disampaikan oleh mereka yang ditanya beliau inginkan agar menjadi saksi di Hari Kemudian bahwa memang beliau telah menyampaikan ajaran. Secara khusus, pada haji ini Rasul saw. menyampaikan kepada umat Islam rincian ibadah haji secara lisan dan praktik.

Hajjat at-Tamâm/Haji Kesempurnaan

Pada hari Arafah ketika Nabi Muhammad SAW berhaji turun wahyu Allah SWT perihal kesempurnaan agama dan nikmat-Nya melalui firman-Nya surah AL-Maidah ayat 3. “Demikianlah penjelasan mengenai Haji Wada yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Setelah menunaikan Haji Wada, Nabi Muhammad SAW jatuh sakit selama beberapa hari hingga akhirnya wafat dan kembali kepada Allah SWT.

 Setelah delapan hari perjalanan, akhirnya Nabi beserta dengan kaum muslimin lainnya tiba di tanah suci Makkah. Beliau kemudian melakukan ibadah tawaf, diikuti dengan sa’i di antara Shafa dan juga Marwa.

Kemudian pada tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi berangkat ke Mina dan bermalam di sana. Setelah matahari terbit, Nabi beserta dengan rombongannya berangkat menuju Arafah.

Di sana, beliaupun menyampaikan khutbahnya. Setelah itu, Nabi kemudian mencukur rambutnya dan berangkat menuju Makkah. Di Makkah, Nabi melaksanakan tawaf ifadha dan juga sholat dzuhur. Di sini nabi meminum air Zamzam, dan kemudian kembali dan bermalam di Mina.

Tanggal 11 Dzulhijjah, tepatnya ketika matahari mulai ke barat, Nabi Muhammad melempar jumrah di jamarat. Di sini Nabi kemudian kembali menyampaikan khutbahnya.

Setelah dari Mina, Nabi kemudian melaksanakan thawaf wada di Makkah dan melanjutkan perjalanan ke Madinah. Di sinilah kemudian prosesi haji pertama sekaligus terakhir bagi Nabi Muhammad berakhir.

Demikianlah kisah haji wada, haji perpisahan Nabi dengan umatnya. Peristiwa ini menjadi momen di mana Nabi Muhammad bertemu dengan umatnya untuk yang terakhir kalinya. Tiga bulan setelah peristiwa tersebut terjadi, Nabi Muhammad SAW wafat.

Isi Khutbah Haji Wada

Baca Juga  Perusahaan Mega Wisata Memiliki Akreditas Terbaik

Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci, sama seperti sucinya hari yang kalian jalani ini, pada bulan ini, di negeri kalian ini. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang terjadi pada masa Jahiliah dan disaksikan oleh kedua mata kakiku ini telah dihapuskan.

Bahwa darah yang tertumpah pada masa Jahiliah, semuanya telah dihapuskan. Darah pertama dari sekian banyak darah kita yang telah kuhapuskan adalah darah Ibnu Rabi’ah ibn Harits. Pada saat itu, Ibnu Rabi’ah disusui di tempat Bani Sa’ad, kemudian dibunuh oleh Hudzail.

Bahwa riba yang dijalankan pada masa Jahiliah telah dihapuskan. Dan praktik riba yang pertama kali dihapuskan adalah riba yang terjadi di antara kita, riba yang dilakukan oleh Abbas ibn Abdul Muththalib. Maka, sesungguhnya seluruh riba yang telah dilakukan olehnya telah dihapuskan.

Takutlah kalian kepada Allah dalam soal perempuan. Sesungguhnya kalian telah mengambil mereka sebagai amanah dari Allah dan menghalalkan kehormatan mereka dengan mengatasnamakan Allah. Hak kalian atas mereka adalah bahwa mereka tidak mengizinkan seseorang yang tidak kalian sukai menginjakkan kakinya di lantai kalian.

Jika mereka tetap melakukannya (melanggar perintah suami dengan memasukkan orang lain ke tempat tidur), pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Dan hak mereka atas kalian adalah memberikan nafkah dan pakaian dengan cara yang baik.

Dan sesungguhnya telah kutinggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya. Sesuatu itu adalah Kitab Allah.

Apabila pada hari kemudian aku mempertanyakan semua itu kepada kalian, apa jawaban kalian. Selain itu, Nabi Muhammad juga menyampaikan hal berikut dalam khutbahnya:

“….celakalah kalian, perhatikanlah oleh kalian, janganlah kalian kembali kepada kekufuran sepeninggalku, di mana kalian menghancurkan dan memerangi satu sama lain.”

Sesungguhnya setan sudah kehilangan harapan untuk dapat disembah di bumi kalian ini. Akan tetapi, ia punya kesempatan untuk dipertuan manusia dalam berbagai hal selain itu, dan semuanya bersumber dari perbuatan kalian. Oleh karena itu, berhati-hatilah, saudara-saudara.

Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu. Seandainya kalian berpegang teguh padanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya. Sesuatu itu adalah Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.

Sesungguhnya setiap muslim adalah saudara bagi setiap muslim lainnya. Seluruh muslimin adalah bersaudara. Oleh sebab itu, tidak diperbolehkan bagi siapapun untuk mengambil harta saudaranya, kecuali sesuatu yang diberikan atas kebaikan hatinya.

Editor: Bangun Lubis

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button