Hari Ini, Di Padang Arafah: Puncak Haji dan Lautan Doa Dipanjatkan
100.000 Petugas Bantu Tamu Allah

Arafah, 9 Zulhijah 1446 H / 5 Juni 2025 — Hari ini adalah hari yang agung. Jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia, termasuk lebih dari 200 ribu jemaah Indonesia, berhenti di satu tempat yang sama: Padang Arafah.
Sebuah padang yang tandus, panas, dan sunyi — namun justru menjadi titik tertinggi dari perjalanan haji. Hari ini adalah hari Wukuf, detik-detik ketika langit paling dekat dengan bumi.
Menteri Agama Republik Indonesia, KH. Nasaruddin Umar, menyampaikan pesan mendalam kepada para jemaah. “Jangan remehkan hari ini. Inilah saatnya menuangkan isi hati di hadapan Allah. Di Padang Arafah, semua doa terbuka lebar untuk dikabulkan,” ungkapnya dari Makkah pagi ini.
Cuaca Panas, Tapi Hati Harus Sejuk
Dalam suhu yang menyengat lebih dari 40 derajat Celsius, jemaah tetap berikhram. Tidak boleh menutup kepala bagi laki-laki. Tidak boleh menyisir sembarangan bagi perempuan. Bahkan, rumput pun tak boleh dicabut. Larangan demi larangan ini bukanlah bentuk pembatasan, tapi pembersihan — agar seluruh fokus jiwa hanya tertuju pada Allah semata.
“Jangan karena kepanasan, lalu pakai peci. Itu pelanggaran ihram dan harus bayar dam,” pesan Menag tegas. Beliau juga mengingatkan agar para jemaah tidak membunuh serangga, tidak berkata buruk, tidak menggunjing via WhatsApp atau media sosial. Di hari ini, bahkan kata-kata memiliki beban spiritual yang sangat berat.
Doa yang Tidak Ditolak
Di tengah jutaan suara yang mengalun lirih, nama demi nama disebut. Ada yang menangis menyebut ayah ibunya. Ada yang memohon anaknya menjadi shaleh. Ada yang mendoakan Indonesia agar damai dan adil. Ada pula yang hanya berkata, “Ya Allah, cukupkan aku dengan-Mu.”
“Doa di Arafah tak akan ditolak. Ini janji Rasulullah SAW,” kata Menag.
Al-Qur’an juga menyatakan dalam Surah Al-Baqarah:
“Kemudian apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram…” (QS. Al-Baqarah: 198)
Bagi yang di Tanah Air, Waktunya Bersimpuh
Hari ini bukan hanya hari besar bagi yang di Arafah. Ini juga hari istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hari Arafah adalah hari terbaik untuk berdoa dan berpuasa.
“Kepada keluarga jemaah di Tanah Air, doakan kami semua di sini. Doakan para jemaah agar sehat, kuat, dan hajinya mabrur,” pinta Menag.
Bahkan bagi yang tidak berhaji, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa pada hari Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Kemabruran yang Tak Boleh Padam
Sebelum menutup pesannya, Menteri Agama menyapa bukan hanya mereka yang sedang berhaji tahun ini, tapi juga mereka yang sudah pernah berhaji bertahun-tahun lalu.
“Perbaharui kemabruran itu. Terus istighfar, terus taubat, terus jaga hati. Jangan biarkan haji hanya jadi sejarah tanpa pengaruh dalam hidup.”
Refleksi: Ketika Jutaan Jiwa Diam Bersama, Langit pun Tergetar
Hari ini langit Arafah dipenuhi suara tangis dan harap. Jutaan manusia menyadari, bahwa di hadapan Allah, semua sama: tak ada gelar, jabatan, atau status. Hanya kain putih, dan hati yang tunduk.
Semoga setiap doa yang terlantun hari ini menjadi cahaya yang menyinari dunia — cahaya dari Arafah, yang membawa kita pulang bukan hanya ke tanah air, tapi ke dalam pelukan ampunan dan cinta-Nya yang hakiki.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Editor: Bangun Lubis