Rezeki Itu Sudah Final, Allah Telah Mencukupkan

MyMegawisata.com – Mungkin tak terhitung lagi firmankan Allah dalam Al-Qur’an soal rezeki kita dengar dari para ulama kita yang menyebutkan bahwa menyangkut rezeki janganlah kita terlalu khawatir. Karena Allah sudah menjamin rezeki setiap manusia. Setiap manusia telah memiliki rezekinya masing-masing, Allah Swt. telah menjamin akan hal itu.
Rezeki bisa berupa harta, teman, keluarga, anak hingga jodoh maupun kesehatan. Firman Allah,” Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (QS. Hud [11]:6)
Kaidah rezeki sangat manfaat sekali. Jika kita memahaminya dengan baik, kita akan jadi orang yang optimis, semangat kerja, cepat move on dalam hal rezeki. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu.
Jika Tertutup di sini, Terbuka di sana.
Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti –dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar. Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya Dua Jalan Rezeki yang lain (yakni dua puting susu ibunya), dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama. Itulah rezeki susu murni lagi lezat.
Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka empat Jalan rezeki lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan yaitu dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman yaitu dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
Dan begitulah Allah Ta’ala, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu (mencari rezekinya), kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhal dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.”.
Karena itu tak perlu bersusah hati soal rezeki, karena Allah menjaminnya kepada kita. Memang perlu ada usaha untuk mencari rezeki. Yang dimaksud oleh Ibnu Qoyyim, bahwa seandainya kita dalam kondisi belum bekerja saja pun akan ada yang memberi rezeki untuk kecukupan seorang hamba.
Rezeki kita sudah diatur dan sudah ditentukan. Kita tetap berikhtiar. Namun tetap ketentuan rezeki kita sudah ada yang mengatur. So, tak perlu khawatir akan rezeki. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Dalam hadist lainnya disebutkan, “Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kehidupan kita sebagai manusia telas selesai, sebenarnya. Tidak ada yang harus dikira-kira dan di sangka-sangka. Tetapi telah nyata benar apapun yang teklah dan akan terjadi pada diri ini. Kalimat bahwa kita sudah selesai, meruakan falsafah kehidupan, yang menyatakan bahwa semua tentang diri seseorang itu telah ditentuka takdirnya. (*)
Penulis: Bangun Lubis