Wisata Halal di Hongkong, Masjid Jamia,Tempat Bertemunya Komunitas Muslim
MyMegawisata.com – Apa nama masjid tertua di Hongkong? Jamia Mosque, namanya. Masjid tertua di Hong Kong ini terletak di di 30 Shelley Street, Central, Hong Kong Island.
Masjid ini memiliki arsitektur yang menawan dan menyediakan tempat yang tenang untuk beribadah bagi umat Muslim.
Jamia Mosque Hong Kong atau lebih terkenal dengan nama Shelley Street Mosque adalah salah satu masjid paling terkenal di Hong Kong.
Jamia Mosque dibangun sejak 1890, di atas sebidang tanah yang disewa melalui perjanjian Pemerintah Inggris Hong Kong selama 999 tahun. Awalnya, nama masjid ini adalah Mohammedan.
Kemudian pada 1915, setelah Perang Dunia II, masjid ini diperluas menjadi bangunan yang lebih luas melalui donasi dari Haji Mohamed Essack Elias dari Bombay, India.
Awalnya, bangunan bernuansa hijau tersebut dibangun untuk memfasilitasi umat Muslim beribadah yang datang dari India. Mulai dari pelaut, tentara, hingga polisi.
Semakin berkembangnya umat Muslim di Hong Kong, akhirnya bangunan masjid diperluas dan digantikan dengan Jamia Mosque.
Jamia Mosque menjadi saksi meningkatnya populasi umat Muslim di Hong Kong. Serta menjadi salah satu tempat terpenting untuk beribadah dan bertemunya para Muslim setempat.
Bangunannya menggabungkan elemen-elemen arsitektur Timur Tengah dengan sentuhan gaya arsitektur Cina. Bangunan utama terbuat dari batu bata merah dengan atap berbentuk kubah yang indah.
Di dalamnya, terdapat ruang utama untuk shalat yang luas dan nyaman. Juga dilengkapi dengan aula serbaguna, perpustakaan, dan kantor administrasi.
Masjid Jamia Hong Kong tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga berperan dalam kegiatan sosial bagi komunitas muslim setempat.
Tempat ini menyelenggarakan berbagai program pendidikan, seperti kursus bahasa Arab dan Al-Quran. Masjid Jamia juga menjadi tempat untuk acara-acara keagamaan, seperti perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.
Juga menjadi pusat kegiatan sosial, seperti bakti sosial dan pengumpulan dana untuk amal. Bagi wisatawan yang tertarik dengan budaya dan sejarah Islam di Hong Kong, mengunjungi Jamia Mosque adalah pilihan yang tepat.
Tempat klasik ini terbuka untuk umum dan menyambut pengunjung dari segala agama. Pengunjung dapat mengikuti tour travel terpercaya yang bisa memandu untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah dan arsitektur masjid ini.
Salah satunya tour Cheria Halal Holiday yang telah berpengalaman melakukan perjalanan wisata halal ke Hong Kong.
Melihat posisinya yang tersembunyi, mungkin orang awam tidak akan mengira bahwa di lokasi itu ada tempat peribadatan yang sangat bersejarah. Masjid Jamia seperti sebuah harta karun di tengah jangkungnya gedung-gedung tinggi di Hong Kong.
Berjejal dengan deretan apartemen, jalanan naik turun, hingga orang-orang yang sibuk melintas di Central Mid-Level Escalator, yang menjadi eskalator outdoor terpanjang di dunia dan dibuka pada tahun 1993.
Yah, lokasi masjid Jamia tepat berada di sisi kiri di antara perpotongan eskalator outdoor Mid-Levels tersebut. Yang artinya, dalam satu area itu, ada dua sejarah Hong Kong yang terjadi.
Dalam rilisan Dream.co.id, diungkapkan Umat Muslim di negeri berjuluk Mutiara dari Timur itu berjumlah 300.000 orang atau 4,2 persen dari populasi penduduk Hong Kong (melansir Britannica pada data 2016).
Jika dirunutkan, Masjid Jamia menjadi salah satu perantara, lahirnya ratusan ribu umat Muslim di Hong Kong saat ini. Berdirinya masjid ratusan tahun ini bermula dari kedatangan penjajah Inggris ke Hong Kong yang banyak beranggotakan tentara beragama Islam.
Mereka kemudian memanfaatkan lahan kosong Masjid Jamia menjadi tempat shalat. Hingg izin pendirian masjid ini keluar pada tahun 1850, lalu pembangunan dimulai pada 1915.
“ Ini adalah masjid pertama berdiri di Hong Kong,” kata pemandu tur Carolus Cui, Senin, lalu. Di gerbang pintu masuk berwarna oranye muda, terpampang tulisan Jamia Mosque dengan aksara Cantones.
Kesan sejarah dan tuanya masjid ini begitu terasa. Untuk menuju posisi depan rumah Allah ini, kita harus menaiki anak tangga.
Setelah melihat gedung pencakar langit khas Hong Kong, ada ketenangan ketika memasuki area masjid ini. Suara kicauan burung dari pepohonan yang bertengger di sampingnya pun menyambut.
Melihat posisi langit, masjid ini memiliki dua kubah, satu di tengah sedangkan satunya lagi berada pada menara.
Di penyangga bangunan berdesain Tiongkok dan Arab itu, tertulis bahwa pondasi batu pertama diletakkan pada tahun 1915 oleh Nakoda Suleman Curimmahomed.
“Maaf mohon sandal dan sepatu di lepas,” begitu tulisan pengumuman dari kertas yang ditempelkan di tembok menggunakan Bahasa Indonesia.
Tempat wudhu di Hong Kong sendiri mempunyai keunikan, dengan tempat duduk yang tersedia di depan pancuran.
Ketika memasuki pintu pertama masjid, ada tempat khusus untuk meletakkan alas kaki, area air minum keran, hingga rak kecil berisi buku-buku Islam.
Seperti sedang di Tanah Air, tembok-tembok di depan pintu masuk terdapat kalender 1444 hijriah. Hingga waktu shalat bertuliskan Arab.
Tibalah saatnya membuka pintu utama berwarna coklat dengan aksen khas masjid pada umumnya. Karpet merah memenuhi lantai masjid ini. Di area laki-laki, nampak pemuda berwajah Timur Tengah berbaju gamis sedang mengaji.
Memasuki area perempuan yang lebih kecil luasnya dengan hanya dibatasi partisi, ada satu lemari berisikan mukena dan sajadah.
Al- Quran yang diletakkan di rak putih pun terlihat cukup banyak. Di pinggirnya, angin sepoi-sepoi masuk melalui jendela yang colorfull tapi klasik dan elegan.
Memasuki waktu shalat dhuhur, nampak satu, dua, tiga orang-orang berwajah Timur Tengah yang lain berdatangan. Bahkan ada yang masih berbalut kemeja kantor.
Sejenak berhenti dari hingar bingar kehidupan duniawi, lalu menginjakkan kaki di rumah Allah pertama di Hong Kong itu.