NEWSUTAMA

Pusat Energi Ka’bah, sebagai Medan Elektromaknetik yang Begitu Dahsyat

Keutamaan dan energi yang sangat menakjubkan .

Mymegawisata.com – Setiap menunaikan umroh atau haji, maka kita diwajibkan thawaf. Thawaf mengelilingi Baitullah (Kabah) sebagaimana ditentukan oleh syari’at sebanyak tujuh kali putaran. Disebut sebagai Gerakan tubuh yang begitu dominan pada saat thawaf.

Putaran thawaf dari arah kanan  berbalik dengan putaran jam. Tawaf dimulai dan berakhir di rukun hajarul aswad (sudut kabah yg dijadikan sebagai tempat penyimpanan batu hitam) dengan menjadikan Baitullah berada di sebelah kiri badan.

Dalam praktik ibadah haji dan umrah, thawaf merupakan rukun yang tidak bisa ditinggalkan. Selain sebagai ibadah, thawaf memiliki keutamaan dan energi yang sangat dahsyat. Dan sangat dianjurkan untuk memperbanyak thawaf sunnah (tathawu) karena begitu besar keutamaannya.

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa melakukan thawaf di Baitullah maka Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan satu keburukan bagi setiap langkahnya.” (HR. Al-Azraqy).

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat kepada orang yang berhaji ke rumah Allah yang suci: 60 untuk yang berthawaf, 40 untuk yang shalat, dan 20 untuk yang menyaksikannya (HR. Baihaqi).

Thawaf merupakan simbolisasi dari perjalanan hidup manusia yang seyogyanya dalam rangka mendekat kepada Allah. Sering disebut bahwa Allah merupakan asal dan akhir. Kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah Swt. Siapa saja yang mengorientasikan hidupnya kepada selain Allah, maka ia telah keluar dari orbit penciptaannya.

Dalam thawaf umat Islam mengelilingi Kabah. Ka’bah adalah kiblat umat Islam dalam beribadah yang terletak di tengah-tengah Masjidil Haram di kota Makkah. Ka’bah adalah tempat beribadah kepada Allah yang pertama kali dibangun manusia. Allah Swt. berfirman yang artinya: ”Sesungguhnya rumah yang pertama kali dibina untuk tempat beribadah bagi manusia adalah Baitullah di kota Makkah yang diberkati dan menjadi petunjuk bagi umat manusia “(QS. Ali Imran : 96 ).

Thawaf Bentuk Mendekatkan Diri Kepada Allah
Kabah adalah batu yang disusun berbentuk kotak yang dibina untuk tempat beribadah kepada Allah terletak di tengah Masjidil Haram. Umat islam melakukan thawaf, mengelilingi Ka’bah dan mengucup Hajar al Aswad bukan bermakna memuja. Ka’bah dan Hajar Aswad tersebut adalah batu sebagaimana batu biasa yang tidak dapat memberi manfaat dan mudharat bagi kehidupan.

Kita melakukan thawaf dan mengecup hajarul aswad karena diperintah oleh Allah dan mengikuti sunnah baginda Rasulullah. Itulah sebabnya Umar bin Khattab ra. berkata: ‘ Wahai batu Hajarul aswad engkau adalah batu sebagaimana batu yang lain. Kalau bukan disebabkan oleh Rasulullah yang telah mengecupmu, maka aku tidak akan mengecupmu”.

Ini melambangkan agar manusia selalu mendekatkan diri kepada Allah selama tujuh hari dalam seminggu, bermakna manusia harus dapat mendekatkan diri kepada Allah setiap saat dan setiap hari dalam kehidupan. Pergerakan atau perputaran manusia mengelilingi Ka’bah merupakan sunnatullah dan gambaran kehidupan manusia.

Demikian juga dengan kehidupan manusia yang berada dalam jalur yang sudah ditentukan Allah, yakni patuh pada agama, pasti akan selamat. Jika manusia sudah melawan agama, dipastikan celaka dan tidak selamat.

Perputaran Sesuai Poros Elektron

Thawaf ini dilakukan secara terbalik dengan arah putar jarum jam, yakni dari kiri ke kanan.

Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku Sehat dengan Ibadah terbitan Pustaka Al-Kautsar dikuti pada laman di bpkh.go.id, disebutkan bahwa  putaran thawaf dari kiri ke kanan itu ternyata merupakan salah satu mukjizat ilmiah yang Allah SWT tunjukkan.

Baca Juga  Ini 11 Tempat yang Biasa Dikunjungi Saat Umrah

Dijelaskan bahwa, pengetahuan kontemporer telah menegaskan bahwa arah yang berlawanan dengan putaran jarum jam ini merupakan putaran yang sama sebagaimana putaran alam semesta mulai dari unsur yang terkecilnya hingga yang terbesar.

Elektron berputar mengelilingi

Elektron berputar mengelilingi dirinyalalu mengelilingi nucleus atau inti atom dengan arah putar yang sama dengan thawaf. Bagitu juga dengan putaran rembulan mengelilingi bumi. Bumi mengelilingi matahari, tata surya mengelilingi pusat galaksi, kumpulan bintangbintang mengelilingi poros alam raya, yang tidak diketahui kecuali Allah. Masing-masing beredar pada garis edarnya, dari kiri ke kanan.

Pengetahuan kontemporer menyatakan bahwa gerakan segala sesuatu dalam alam raya ini dimulai dari kiri ke kanan sebagaimana kehendak Allah. Ketika seorang Muslim melakukan thawaf berdasarkan perintah syariat yang suci, maka thawaf yang dilakukannya itu berkesesuaian dengan thawaf segala sesuatu dalam alam raya yang maha luas ini.Hal ini bersamaan dengan segenap pusat dan inti atomnya.

Allah berfirman dalam Alquran Surah Fushilat ayat 53, ;”. Yang artinya, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar,”.

Oleh karena itu, thawaf harus dilakukan dengan penuh penghayatan akan kehadiran Allah, berzikir , berdoa dan memohon ampun kepada-Nya. Ini melambangkan agar setiap manusia harus selalu beribadah kepada Allah dengan merasakan kehadiran Allah dalam setiap hari, mengingat kepada-Nya, berzikir, berdoa dan memohon ampun kepada-Nya.

Tidak ada hari yang lepas daripada ibadah, zikir, berdoa dan memohon ampun. Inilah kehidupan beribadah seorang muslim. Maksud thawaf ini sesuai dengan lafadz doa iftitah yang dilakukan dalam shalat “inna shalaati wa nusuki wamahyaaya wa mamaati lillahi rabbil ‘alamin “, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan seluriuh alam”.

Thawaf adalah sesuatu yang harus kita lakukan di mana pun kita berada. Kita harus bergerak, mengelilingi pusat orbit untuk mencoba mendekatkan diri dengan mencoba memaknai kehidupan ini.Oleh karena itu, dalam melaksanakan thawaf selalu diiringi dengan membaca doa dan dzikir secara khusyu sekalipun pada dasarnya dalam pelaksanaan thawaf tidak ada doa-doa yang dikhususkan.

Doa thawaf menjadi media pengingat agar tidak lupa jumlah putaran. Dimaklumi bahwa dalam kondisi penuh sesak dan berdesakan tidak jarang orang lupa dan tidak ingat sudah berapa putaran dalam thawaf. Dengan adanya doa tiap putaran maka jamaah akan teringat tentang jumlah putaran thawaf yang sudah dialuinya. Wallahu a’lam

Pusaran Energi Ka’bah
Ka’bah adalah kiblat bagi umat muslim dalam beribadah mahdloh. Ka’bah juga menjadi satu tempat untuk menyempurnakan rukun Islam. Tanah suci adalah pengistilahan yang—secara bersama disepakati oleh semua agama, khususnya Islam.

Di samping menjadi sejarah panjang Nabi Ibrahim dan Isma’il, juga menjadi dimensi ilmiah keseimbangan gerak bumi. Dengan kata lain, secara ilmiah Mekkah memiliki kumpulan energi positif yang menyebar ke seluruh alam semesta melalui gerak pusaran energi yang dibangun oleh setiap jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Baca Juga  .

Agus Mustafa pernah menulis dalam bukunya Pusaran Energi Ka’bah bahwa gerakan melingkari Ka’bah (thawaf) menciptakan sebuah medan gaya yang mampu menghasilkan energi gelombang elektromagnetik positif. Spiritual cosmos dalam aktivitas thawaf jamaah adalah manifestasi prinsip fisika dalam kehidupan.
Manusia yang datang dari segala penjuru menjadi sekumpulan “elektron” yang mengitari poros Ka’bah dan menciptakan energi positif di sekitarnya. Efeknya bisa dirasakan langsung oleh jamaah yang berada di sana.

Ketenangan hati, kemustajaban doa, dan lain sebagainya. Dengan demikian thawaf menjadi investasi energi positif yang tidak hanya bersifat horizontal semata, melainkan menyebar secara vertikal.
Energi positif tidak hanya untuk manusia saja, ia juga bergelanyut di dalam rongga-rongga alam semesta raya. Ia juga menjadi kontrol atas gerak reflektif dari perubahan alam semesta, seperti gunung, gerak bumi, angin laut yang memengaruhi cuaca, dan lain sebagainya.

Wassamsu tajri limustaqarrillaha tidak hanya berarti bahwa ia bergerak pada orbitnya semata, matahari juga berputar menjaga stabilitas energi postif yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan yusabbihu lahu ma fissamawati wa ma fil ard, bahwa semua apa yang ada di langit dan di bumi bertasbih nyawijikan diri dengan Tuhan.

Gerakan sembari membaca bertasbih
Keseimbangan adalah kunci adanya gerakan thawaf, membaca tasbih dan memuji Tuhan. Tentu implementasinya berupa moral dan kesadaran. Kausa prima yang dikenalkan oleh Plato jelas mengarah kepada keyakinan ilahiyah, bahwa memang ketidakterbatasan tidak bisa dijangkau dengan ruang ide, tetapi ide adalah perabot utama manusia menuju ketidakterbatasan itu.(Agus Mustafa-red)

Beberapa hari terakhir di awal Maret 2020 Masjidil haram ditutup oleh otoritas Arab Saudi karena adanya isu penyebaran virus corona. Data ilmiah tentang bagaimana pengaruh dan penyebarluasan virus corona menjadi alasan otoritatif pemerintah Arab untuk menutup sementara Masjidil Haram.Ternyata data ilmiah menyebutkan, pusaran energi positif, tidak terhenti dan memengaruhi siklus alam semesta.

Data ilmiah para ilmuwan dunia menyebutkan, Energi positif tidak hanya terpusat dari Ka’bah saja, tetapi juga dari berbagai penjuru dunia. Menjaga komunikasi dengan sesama manusia, menjaga alam sekitar, melestarikan sumber daya alam, membangun sumber daya manusia, membangun karakternya, menguatkan ketahanan mental generasi penerus, membangun ruang-ruang muhasabah, membentuk ruang-ruang diskusi, membangun kepedulian dan keberpihakan, kesemua itu juga turut menyumbang dalam menjaga stabilitas kehidupan, tentunya menjadi penambah sumber energi positif.

Dengan kata lain, gerak progresif pemahaman terhadap kondisi sekitar adalah sumbangan terbesar dalam menjaga stabilitas alam semesta. Lalu bagaimana dengan corona? Apakah itu azab dari Tuhan atau yang lain? Tentunya kita menyakini adanya pesan bahwa likulli da’in dawa’un, setiap penyakit disertai dengan obatnya, setiap kesusahan pasti dibarengi dengan kemudahannya.

Lantas apa sebenarnya yang menjadi permasalahan?
Permasalahannya adalah la yukallifullaha nafsaan illa wus’aha. Pada dasarnya manusia cenderung lupa bahwa ia adalah hamba yang harusnya mengabdikan diri kepada Allah sepenuh hati.

Dalam Surah Al An’aam ayat 162, Allah ber-Firman: “Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanya untuk Allah, Tuhan yg menguasai alam semata”. Lakukan itu, maka Allah pun akan ingat dan merahmatimu. Bukankah manusia dicipkatakan hanya untuk mengabdi kepada Allah”. (QS. Az-Zariyat Ayat 56).

Penulis: Bangun Lubis dan Henri Rivai

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button