Menyaksikan Burung Merpati di Pelataran Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Indah dan terasa gembira menyaksikan kawanan Merpati ini

MyMegawisata.com – Kalau kita ke Umroh atau Haji ke Tanah Suci, baik Makkah maupun Madinah, akan selalu ertemu dengan kawanan burung merpati.
Burung- burung merpati di Masjidil Haram memiliki banyak sebutan, seperti merpati tempat suci, merpati demam, dan merpati sunyi. Merpati dengan bentuk indah, warna unik, dan leher panjang ini tidak takut pada pengunjung.
Seorang peneliti sejarah Makkah, Samir Ahmed Barqah, menjelaskan julukan merpati tempat suci berkaitan dengan keyakinan akan keselamatan mereka selama berada di Makkah.
“Merpati di Masjidil Haram disebut merpati demam karena cara mereka berkeliaran di sekitar Tanah Suci Allah SWT. Burung-burung itu juga disebut merpati tempat suci karena mereka sangat yakin akan keselamatannya di Makkah,” kata Barqah seperti dikutip dari Arab News.
Bagi yang sudah pergi ke Tanah Suci, tentu tidak asing dengan merpati-merpati di sekitar Masjidil Haram Mekah maupun Masjid Nabawi Madinah.(detikcom)
Burung-burung tersebut telah menjadi salah satu landmark terkenal di Makkah. Ketika tidak sedang terbang di atas para pengunjung, mereka bertengger di antara sisi-sisi bangunan, mencari orang baik yang akan memberi mereka makanan.
Begitu juga dengan di pelataran Masjid Nabawi Madinah. Ribuan burung merpati yang berterbangan bebas di area Masjid Nabawi seakan ikut menyambut jutaan umat muslim dunia yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah setiap tahunnya.
Setibanya di Madinah yang merupakan tanah Haram, para jamaah haji biasanya langsung menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan salat dan berziarah ke makam Rasulullah SAW. Tepat di halaman depan masjid Nabawi jamaah akan melihat tugu jam dinding besar. Nah, di sekitaran jam itulah, puluhan bahkan ribuan burung merpati berkeliaran.
Ribuan burung merpati Madinah
Tentu saja, ini menjadi pemandangan tersendiri, selain terdapat tugu jam persis di depan pintu masuk gerbang utama Masjid Nabawi, juga payung-payung besar yang menghiasi halaman masjid yang jumlahnya mencapai 250 buah, yang bila musim dingin payung tidak mekar, sedangkan di musim panas payung dibuka pukul 11.00 siang hingga menjelang magrib.
Takjubnya, puluhan bahkan ribuan burung merpati hanya berkerumun di luar pelataran masjid, tidak satu pun yang memasuki kawasan masjid, sehingga tidak ada kotoran burung yang tampak di dalam halaman utama masjid.
Padahal, jarak hinggap burung dengan masjid hanya sekira 100 meter saja, dan tidak satupun ada kotoran dan bulu-bulu sayap yang rontok di halaman utama masjid. Kenyataan ini tentu membuat takjub para jamaah termasuk para awak media yang bertugas melipuat di kawasan Madinah.
Burung merpati itu terlihat jinak, dan terbiasa dengan keramaian yang ada di area masjid ketika ribuan umat muslim tengah melaksanakan ibadah. Subhanalah, ini merupakan kuasa Allah yang melindungi masjid yang dibangun sendiri oleh kekasih-Nya Rasulullah SAW, sehingga kebersihan dan keamanannya tetap terjaga meski dari seekor burung sekalipun.
Seperti diketahui, masjid ke dua yang dibangun Rasulullah ini memiliki luas 8,2 hektare dan mampu menampung sekitar 2.000.000 jamaah (Sumber Arab News dilansir OkeZone), total luas masjid ini diyakini merupakan luas kota Madinah di masa Nabi Muhammad SAW.
Burung Merpati di Masjidil Haram
Hubungan kasih sayang di antara merpati dan pengunjung Masjidil Haram telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Barqah menyebut sejumlah orang menelusuri dan menyimpulkan merpati di Masjidil Haram adalah keturunan merpati di Gua Tsur pada masa hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
Adapun menurut sejarawan Syaikh Mohammed Tahir Al-Kurdi, asal-usul merpati tempat suci dapat ditelusuri hingga sampai ke burung ababil yang diutus Allah SWT menghancurkan dan mengusir pasukan Abrahah.
Dikisahkan pasukan Abrahah berusaha menghancurkan Ka’bah, tetapi Allah SWT mengirim sekawanan burung yang menjatuhkan batu-batu kecil. Pada akhirnya, pasukan Abrahah berhasil dihancurkan dan diusir dari Makkah. Kisah pasukan Abrahah yang biasa disebut pasukan gajah ini diceritakan di Al Quran dalam surah Al-Fil.
“Kemungkinan besar ini adalah narasi yang benar perihal merpati di Masjidil Haram. Ada pula yang percaya merpati tempat suci merupakan keturunan dua merpati yang ada di kapal Nabi Nuh AS. Kepercayaan ini disebutkan di buku-buku sejarah dan perlu ditelusuri lebih lanjut,” jelas Barqah.
Merpati tempat suci memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Jemaah haji, umrah maupun pengunjung tidak diperbolehkan untuk membunuh, mengusir, memecahkan telur-telur, ataupun menyingkirkan mereka dari sarang.
“Dikatakan bahwa merpati tempat suci terbang dengan damai di langit sampai mereka mati di darat, tanpa ada perihal yang dapat dengan sengaja menyakiti mereka, kecuali dalam suatu kondisi di mana merpati menjadi sumber penyakit,” ujar Barqah.
Keunikan Burung Merpati
Berikut beberapa fakta unik burung merpati di Masjidil Haram, sebagaimana dikutip dari Leaders Magazine, memiliki warna sangat biru mulai dari kepala hingga leher, hitam pada ujung sayap dan ekornya, biru putih pada sisa tubuhnya, dan dua garis hitam pada ekornya. Tidak buang air besar di seluruh Ka’bah ataupun sekitarnya.
Dibangunkan enam menara oleh Arab Saudi di atas kanopi Jalan Masjidil Haram sebelah jembatan lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
Merasa aman dan tenteram di Masjidil Haram. Tidak ada undang-undang yang khusus melarang perburuannya, tetapi aturan Allah SWT senantiasa melindungi mereka. Berkembang biak di Makkah karena terdapat larangan untuk memburu mereka di Kota Suci.
Editor: Bangun Lubis