Bangkitlah, Karena Hidup Terlalu Indah untuk Menyerah
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah
Oleh: Bangun Lubis
Ada sebuah kenyataan yang tak bisa kita pungkiri: hidup ini tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan.
Kadang jalan yang kita tempuh terasa mulus, penuh cahaya dan kemudahan. Namun, tak jarang pula ia berliku, terjal, penuh duri, hingga membuat kita terjatuh dan hampir putus asa.
Namun, bukankah justru di situlah seni kehidupan? Allah ﷻ telah mengajarkan dalam firman-Nya:
“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)
Ayat ini adalah pelita bagi siapa pun yang merasa lelah. Tidak peduli seberapa besar kesalahan, betapa berat cobaan, atau sejauh apa kita tersesat, pintu harapan selalu terbuka. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, meski terkadang kita merasa sendirian.
Mengubah Luka Menjadi Kekuatan
Setiap manusia punya luka. Ada yang kehilangan orang yang dicintai, ada yang gagal dalam usaha, ada yang dihantam sakit, dan ada pula yang hatinya hancur karena dikhianati. Namun, luka bukanlah akhir segalanya. Ia bisa menjadi guru yang paling setia.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesedihan, kesusahan, gangguan, hingga kegelisahan, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya dengan itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa indah janji ini. Luka yang kita tanggung bisa menjadi penghapus dosa. Derita yang kita rasakan justru bisa mendekatkan kita kepada Allah. Maka, daripada meratap, jadikan luka sebagai bahan bakar untuk melangkah lebih tegar.
Rahasia Kekuatan Sejati
Kekuatan sejati bukanlah pada otot yang kekar, bukan pula pada harta yang melimpah. Kekuatan sejati adalah hati yang tetap kokoh saat badai menerpa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Pada masing-masing ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah.” (HR. Muslim)
Di sini kita belajar bahwa kekuatan tidak lahir dari diri sendiri semata, melainkan dari semangat yang disandarkan kepada Allah. Doa adalah senjata, sabar adalah benteng, dan syukur adalah cahaya.
Jangan Takut Gagal, Takutlah Berhenti
Kegagalan adalah bagian dari proses. Ia bukan tanda bahwa kita tidak mampu, melainkan cara Allah menunjukkan bahwa ada jalan lain yang lebih baik. Orang bijak berkata, “Kegagalan hanyalah anak tangga menuju keberhasilan.”
Sejarah pun mencatat, para nabi dan ulama besar tidak pernah lepas dari ujian. Nabi Nuh harus berdakwah lebih dari 900 tahun dengan pengikut yang bisa dihitung dengan jari. Nabi Musa pernah dikejar Fir’aun dan pasukannya hingga terhimpit di tepi laut. Bahkan Rasulullah ﷺ pun harus menelan pahitnya diusir dari Makkah.
Namun, mereka tidak pernah menyerah. Mereka percaya bahwa setelah gelap pasti ada terang, setelah air mata pasti ada senyum, setelah kesulitan pasti ada jalan keluar.
Allah ﷻ berfirman:
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”(QS. Al-Insyirah: 5-6)
Ayat ini diulang dua kali agar kita semakin yakin: badai pasti berlalu, dan setiap masalah selalu membawa solusi.
Hidup Terlalu Indah untuk Disia-siakan
Sahabatku, hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan dalam penyesalan dan keputusasaan. Waktu yang kita miliki adalah amanah. Detik demi detik adalah kesempatan.
Kita tidak pernah tahu berapa lama lagi kita diberi umur. Maka, jangan biarkan hari-hari kita terbuang tanpa makna. Bangkitlah, temukan tujuan hidupmu, dan jadikan setiap langkah sebagai ibadah.
Allah tidak menuntut kita menjadi sempurna, tetapi Allah menuntut kita untuk berusaha. Dan setiap usaha yang tulus, sekecil apa pun, tidak akan sia-sia di sisi-Nya.
Bangkitlah, karena hidup terlalu indah untuk menyerah.
