Madinah, Persinggahan yang Menjadi Kenangan Abadi Jamaah Mega Wisata

Oleh: Bangun Lubis
Ada kota yang selalu menyapa dengan kelembutan. Udaranya sejuk, langitnya cerah, dan suasananya menenangkan jiwa. Kota itu adalah Madinah—kota suci kedua dalam Islam, tempat berhijrahnya Rasulullah ﷺ, kota yang menjadi dambaan jutaan hati kaum Muslimin di seluruh dunia.
Ketika memasuki Madinah, seakan ada pelukan hangat yang menyambut setiap tamu Allah. Angin berhembus pelan, aroma wangi menyelimuti udara, dan wajah-wajah para jamaah tampak berseri. Itulah suasana yang kini tengah dinikmati oleh 124 jamaah umrah Mega Wisata Travel, yang saat ini sedang berada di kota Nabi tercinta ini.
Masjid Nabawi — Jantung Spiritual Madinah
Pusat dari semua keindahan itu adalah Masjid Nabawi. Setiap langkah kaki menuju masjid ini seakan mengajak jiwa untuk tunduk dan tenang. Karpet hijau terbentang, tiang-tiang putih berdiri megah, dan aroma wangi khas Masjid Nabawi menyapa lembut. Banyak jamaah yang tak kuasa menahan air mata ketika pertama kali menatap masjid ini dari kejauhan—sebuah kerinduan yang akhirnya terjawab.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menggambarkan kemuliaan Raudhah, sebuah tempat di dalam Masjid Nabawi yang disebut sebagai taman surga. Banyak dari 124 jamaah Mega Wisata menghabiskan waktu dengan berdoa di sana, menyampaikan pinta mereka kepada Allah SWT, dengan air mata haru yang mengalir tanpa bisa ditahan.
Kota Hijrah yang Penuh Berkah
Madinah bukan sekadar kota. Di sinilah Rasulullah ﷺ dan para sahabat berhijrah dari Makkah, menandai awal dari lahirnya peradaban Islam yang agung. Madinah menjadi saksi sejarah ukhuwah yang tulus antara kaum Muhajirin dan Anshar.
Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada orang-orang Muhajirin; dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).”(QS. Al-Hasyr: 9)
Ayat ini menjadi penanda keagungan kota Madinah—kota kasih sayang, kota persaudaraan, kota yang menjadi sumber peradaban Islam.
Suasana Madinah yang Menenangkan
Bagi para jamaah Mega Wisata, Madinah bukan hanya persinggahan dalam rangkaian ibadah. Kota ini adalah pengalaman spiritual yang akan mereka kenang sepanjang hayat. Saat malam tiba, lampu-lampu Masjid Nabawi menyala lembut. Jamaah dari berbagai bangsa duduk bersila, berzikir, membaca Al-Qur’an, atau sekadar merenung dalam keheningan.
Para jamaah Mega Wisata pun larut dalam suasana itu. Ada yang berdoa dalam diam, ada yang meneteskan air mata di Raudhah, dan ada pula yang sekadar berjalan pelan di pelataran masjid sambil menatap kubah hijau Nabi. Semua merasakan ketenangan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Doa Nabi dan Cinta kepada Madinah
Rasulullah ﷺ pernah berdoa:
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah atau lebih dari itu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Doa Nabi itu kini nyata dalam diri 124 jamaah Mega Wisata. Tanpa disadari, mereka mulai jatuh cinta kepada kota ini. Madinah menyentuh hati bukan dengan kemegahan duniawi, tetapi dengan kelembutan spiritual yang menyelinap perlahan ke dalam jiwa.
Madinah dalam Kenangan Jamaah
Banyak dari jamaah Mega Wisata mengatakan, “Kami ingin kembali ke Madinah, meski hanya sehari saja.” Itulah bukti betapa kuatnya pesona kota Nabi ini. Setiap detik di Madinah menjadi momen yang tak akan terlupakan: shalat berjamaah di Masjid Nabawi, berselawat di Raudhah, ziarah ke makam Rasulullah ﷺ, hingga berjalan santai di jalanan kota yang bersih dan damai.
Madinah bukan sekadar tempat. Ia adalah pengalaman iman. Ia mengajarkan kelembutan, ketenangan, dan kecintaan kepada Rasulullah ﷺ.
Kini, 124 jamaah Mega Wisata sedang menikmati setiap hembusan angin Madinah, setiap detik di pelataran Masjid Nabawi, dan setiap helai doa yang mereka panjatkan. Semoga perjalanan spiritual ini menjadi kenangan abadi yang memperkuat keimanan mereka, dan semoga Allah memberi kesempatan kepada lebih banyak Muslim untuk menapaki tanah suci ini.
Madinah akan selalu menjadi kota yang dirindukan—kota Nabi tercinta, tempat di mana hati merasa pulang. 🌿