MyMegawisata.com – Masjid Nabawi merupakan tempat paling suci kedua setelah Masjidil Haram di Mekkah. Masjid yang terletak di Kota Madinah ini adalah masjid yang dibangun semasa Nabi Muhammad.
Masjid ini pertama kali dipasangi listrik pada 1909 bersamaan dengan pemasangan lampu di Semenanjung Arab, menurut Sultan Ghalib Al Quaiti, dalam bukunya, “Kota-Kota Suci, Perjalanan Ibadah dan Dunia Islam”.
Nabi Muhammad membangun masjid ini pada tahun pertama setelah hijrah dari Mekah ke Madinah – yang saat itu bernama Yathrib.
Al-Masjid Al-Nabawis, nama Arab masjid ini adalah tempat ibadah kedua yang dibangun di Madinah.
Masjid pertama adalah Quba, kata Safiurrahman Al-Mubakarakfuri dalam buku tentang biografi Nabi Muhammad, “The Sealed Nectar”
Pahala salat di Masjid Nabawi 1.000 kali lipat dibandingkan dengan di masjid lain – kecuali di Masjidil Haram di Mekah.
Selain itu, kubah hijau yang menjadi ikon Masjid Nabawi menjadi lokasi makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar As Siddiq, dan Umar bin Khattab.
Sejarah Dibangunnya Masjid Nabawi
Sebuah sumber tulisan dari M. Irawan dalam buku Keajaiban Masjid Nabawi mengatakan bahwa Masjid Nabawi merupakan masjid kedua yang dibangun Rasulullah setelah Masjid Quba.
Masjid Quba didirikan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan hijrah dari Mekkah menuju Madinah. Sementara itu, Masjid Nabawi dibangun Rasulullah SAW sesudah beliau tiba di Madinah.
Lokasi Masjid Nabawi sebelumnya merupakan tempat penjemuran buah kurma milik dua anak yatim bersaudara bernama Sahl dan Suhail. Tempat tersebut kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW untuk dijadikan sebuah masjid.
Masjid Nabawi dibangun sendiri oleh Nabi Muhammad SAW dengan bantuan para sahabat dan kaum Anshar pada 664 Masehi. Pada mulanya Masjid Nabawi hanya berukuran sekitar 50×50 meter dengan tinggi atap 3,5 meter dengan sisi tembok terbuat dari batu bata dan tanah serta atap dari daun kurma.
Pada bagian samping pada salah satu sisi masjid, dibangun rumah atau kediaman Rasulullah SAW. Kediaman beliau berukuran kecil dan jauh lebih sederhana dari masjid itu sendiri, hanya saja bangunannya sedikit lebih tertutup.
Adapun pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, dinding kamar Rasulullah SAW diperbaiki dengan bangunan permanen. Terdapat bagian yang digunakan sebagai tempat tinggal para fakir miskin yang tidak mempunyai rumah.
Perbaikan dan Keberlangsungan Masjid Nabawi
Saat ini, Masjid Nabawi menjadi pusat ibadah dan kegiatan keagamaan bagi umat Islam dari seluruh dunia. Hal ini tak lepas dari perbaikan (renovasi) dan perluasan masjid yang dilakukan beberapa kali.
Menurut buku Sejarah Terlengkap Peradaban Islam karya Abdul Syukur al-Azizi, Masjid Nabawi mengalami perbaikan pertama kalinya pada tahun ke-4 H. Setelah itu, masjid ini mengalami beberapa kali perbaikan dan perluasan.
Pada tahun 7 H, Rasulullah SAW memperluas Masjid Nabawi dengan menambahkan masing-masing 20 hasta untuk panjang dan lebar masjid. Hal tersebut dilakukan lantaran semakin banyaknya jumlah umat muslim pada saat itu sehingga masjid menjadi penuh.
Pada zaman modern, Raja Fahd bin Abdul Aziz memiliki peran yang cukup besar dalam perbaikan dan perluasan Masjid Nabawi. Hingga kini, Masjid Nabawi memiliki luas mencapai 165.000 m2 dengan 95 pintu dan 10 buah menara. Masjid Nabawi sekarang mampu menampung jamaah sekitar 535.000 orang.
Keutamaan Salat di Masjid Nabawi
Salah satu hal yang menjadikan Masjid Nabawi banyak dikunjungi umat muslim dari seluruh dunia adalah keutamaan salat di Masjid Nabawi yang tidak seperti masjid-masjid pada umumnya.
Melaksanakan salat di Masjid Nabawi ternyata memiliki pahala yang jauh berkali-kali lipat dari salat di masjid lainnya. Hal ini disebutkan dalam hadits dari Jabir RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Artinya: “Satu kali sholat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali sholat di masjid yang lain, kecuali Masjidil Haram. Dan satu kali sholat di Masjidil Haram, lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad)
Selain itu, Abu Bakr Al-Jazairi dalam buku Ensiklopedi Muslim, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberikan keistimewaan khusus di Masjid Nabawi dengan adanya Raudhah (taman) mulia. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Artinya: “Di antara rumahku dengan mimbarku, terdapat salah satu Raudhah (taman) dari taman-taman surga.” (Muttafaq Alaih).
Raudhah disebut sebagai tempat yang mulia dan istimewa. Sebab, di tempat inilah Rasulullah SAW beribadah, menerima wahyu, dan berdakwah.
Makam Nabi Muhammad dan dua sahabat Abubakar dan Umar serta rumah-rumah istri nabi dan juga di posisi Raudhah – tempat yang diyakini sebagai ‘taman surga’- dipadukan di dalam masjid melalui perluasan yang dilakukan berabad-abad.
Menurut hadis Al-Bukhari dari Abu Huraira, Nabi Muhammad pernah bersabda, “Antara rumahku dan mimbar adalah taman surga.” Kini Raudhah atau taman potongan dari surga itu sudah berada pula di dalam kompleks masjid, setelah pembangunan yang terus berlangsung.
Dibangun Tahun 632 H
Masjid ini pada awalnya dibangun di samping rumah Nabi Muhammad pada tahun 632, 1441 tahun lalu, dan telah melaui berbagai perencanaan dan perluasan selama lebih dari 1.400 tahun.
Perluasan terbesar diperintahkan oleh almarhum Raja Abdullah dan masih berlangsung sampai sekarang. Setelah perluasan selesai, masjid diharapkan dapat menampung sekitar 1,8 juta jemaah.
Raja Saudi adalah penjaga Masjid Nabawi dan juga Masjidil Haram, tempat suci utama umat Islam di Mekah. Salah satu masjid terbesar di dunia ini dibangun dengan dekorasi megah ini dan dilengkapi dengan teknologi canggih.
Arab Saudi menghabiskan miliaran riyal dalam perluasan ini.
Kunjungan ke masjid ini merupakan bagian dari ibadah haji dan umrah namun sebagian besar jemaah selalu ingin berziarah ke makam Nabi Muhammad.
Luas masjid pada awalnya hanya sekitar 30×35 meter, menurut Zafar Bangash, dalam buku “Sejarah Masjid Nabawi dan Kubah Hijau” yang diterbitkan dalam majalah bulanan Institute of Contemporary Islamic Thought (ICIT).
Perluasan dilakukan beberapa kali untuk menampung jemaah.
Profesor Dr Spahic Omer, dalam makalahnya yang berjudul “Nabi Muhammad SAW dan urbanisasi Madinah” dikutif Republika.co.id, mengatakan masjid itu kini sekitar 100 kali lebih besar dari ukuran asli dan lokasinya mencakup hampir semua kawasan kota tua Madinah.
Spahic mengatakan pagar masjid kini berbatasan dengan pemakaman Janatul Baqi, pemakaman yang pada masa Nabi hidup terletak di pinggiran kota Madinah. Perluasan yang diperintahkan Raja Abdullah pada 2012 akan dapat menampung sekitar dua juta jemaah.
Menteri Keuangan Saudi Ibrahim Al-Assaf, mengatakan gedung masjid mencakup luas 1.060 x 580 meter, dan termasuk pelataran mencapai 1.300 x 785 meter, dengan kapasitas satu juta jemaah di dalam dan 800.000 di pelataran masjid.
Arab News dalam laporannya, mengutip juru bicara masjid Sheikh Abdulwahed Al-hattab yang mengatakan bahwa Raja Abdullah meminta pemasangan 250 payung otomatis di area sekitar 143.000 meter untuk melindungi jemaah dari sinar matahari atau hujan.
Sheikh Hatab mengatakan lebih dari 3.200 orang bekerja untuk membersihkan masjid. Beberapa gedung dan bangunan utama yang ada di sekeliling Masjid Nabawi adalah pemakaman Jannatul Baqi.
Ini merupakan tempat pemakaman bagi ratusan sahabat Nabi. Bangunan lain di sekitar masjid adalah berbagai kantor pemerintah dan fasilitas kesehatan, hotel mewah, pusat perbelanjaan dan jalan-jalan utama.
Imam Pertama Masjid
Masjid Nabawi dan Masjidil Haram dikelola oleh Badan Presidensi Umum untuk Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sedangkan penjaga kedua masjid adalah tanggung jawab Istana. Salah satu gelar raja Arab Saudi adalah Penjaga Dua Masjid Suci, menurut Dr. Zarewa.
Nabi Muhammad adalah yang pertama menjadi imam di Masjid Nabawi. Sesudah ia wafat. para sahabat dan generasi penerus yang memimpin salat.
Nabi Muhammad sendiri tidak punya wakil imam, sekalipun terkadang ia memerintakan Abu Bakar untuk menjadi imam bagi para sahabat yang lain. Namun pernah Nabi masuk masjid ketika Abu Bakar sedang menjadi imam, Abu Bakar mundur dan Nabi kemudian menggantikannya.
Sesudah Nabi wafat, Abu Bakar menjadi khalifah pertama, dan Imam di Madinah. Detik.com pun menuliskan bahwa saat ini, Sheikh Abdul Rahman Al-Hudaify merupakan imam masjid, walaupun pada tanggal 11 Oktober 2019, kerajaan mengumumkan dua imam lagi, Sheikh Ahmed Hudaify, putra imam sekarang dan Sheikh Khalid Al Muhanna.
Editor: Bangun Lubis