MyMegawisata.com – Masjidil Haram merupakan salah satu tempat ibadah umat muslim di dunia, yang terletak di pusat kota Mekah, Arab Saudi.
Masjidil Haram adalah tempat yang istimewa bagi umat Islam, di dalamnya terdapat Ka’bah, Baitullah.
Masjidil Haram menjadi tujuan utama jemaah haji dan umrah. Selain melakukan manasik haji dan umrah, jemaah haji dan umrah juga melantukan doa-doa khusus dan mengungkapkan permohonan kepada Allah SWT ketia berada di Masjidil Haram.
Masjidil Haram juga menjadi masjid tertua di dunia yang menjadi arah kiblat semua umat muslim, karena di sana ada ka’bah.
Di dunia ini ada tiga masjid yang istimewa. Keutamaan tiga masjid ini disampaikan langsung oleh Baginda Nabi Muhammad Saw. dalam berbagai hadits sahih. Sebagai umat Islam, mengunjungi tiga masjid ini hukumnya sunah.
Sehingga apabila mampu (baik secara fisik, waktu, dan keuangan), maka dianjurkan untuk mendatangi tiga masjid ini dan beribadah di dalamnya.
Sa’id bin Musayyib menuturkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak boleh melakukan perjalanan (ibadah) kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsha.” (H.R. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud). Dikutip dari Kemenang.go.id)
Masjidil Haram atau dikenal juga sebagai Masjid al-Haram berada di Kota Mekah, Arab Saudi. Masjid ini merupakan masjid tujuan utama dalam ibadah haji karena terdapat Ka’bah di dalamnya. Masjid ini pun disebut sebagai masjid tersuci umat Islam.
Sementara Masjid Nabawi terletak di Kota Madinah, Arab Saudi. Masjid ini merupakan masjid ketiga yang dibangun dalam sejarah Islam dan menjadi salah satu masjid terbesar kedua di dunia. Di dalam masjid ini pun terdapat makam Nabi Muhammad Saw., serta dua makam Sahabat Nabi, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Lalu Masjidil Aqsha yang dikenal juga sebagai Baitul Maqdis ini terletak di kompleks Haram Al Sharif di Kota Tua Yerusalem. Masjid ini pernah menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya dipindah ke Ka’bah di Masjidil Haram.
Keutamaan Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha
Abu Dzar ra. bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah Saw. masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Rasulullah Saw. menjawab, “Masjidil Haram.” Abu Dzar ra. bertanya lagi, “Setelah itu masjid apa?” Beliau menjawab, “Masjidil Aqsha.” Abu Dzar ra. bertanya lagi, “Berapa lama jarak pembangunan antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun. Kemudian, di mana pun engkau berada (saat) masuk waktu salat, setelah berada jauh, maka keutamaan ada di tempat itu.”
Ada anjuran khusus untuk melakukan perjalanan ke tiga masjid istimewa tersebut. Hal itu karena terdapat segudang keutamaan dan keistimewaan yang tidak terdapat pada masjid-masjid yang lain.
1. Lebih baik dibanding salat di masjid biasa
Jabir ra. menyatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Satu kali salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik daripada seribu kali salat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Satu kali salat di Masjidil Haram lebih baik daripada seratus ribu kali salat di masjid biasa.” (H.R. Ahmad). Sanad ini sahih.
2. Diberi keselamatan oleh Allah Swt.
Di hadits yang lain juga dikatakan dari Anas bin Malik ra. Ia menuturkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang salat di masjidku (Masjid Nabawi) sebanyak 40 kali salat tanpa tertinggal sekalipun, maka dicatat baginya keselamatan dari neraka, keselamatan dari siksa, dan keselamatan dari kemunafikan.” (H.R. Ahmad dan Thabrani). Sanad ini pun sahih.
3. Mendapat 500 kali pahala salat
Dalam beberapa riwayat hadits dijelaskan bahwa keutamaan salat di Masjidil Aqsha lebih baik 500 kali dari salat di masjid yang lain (kecuali Masjidil Haram yang mendapat 100.00 kali dan Masjid Nabawi yang memperoleh 1000 kali lipa).
Semangat dan gairah untuk selalu berada di Masjidil Haram ini bukan tanpa alasan. Alasan utamanya tentu saja nilai pahala yang diperoleh jika dapat shalat berjamaah di Masjidil Haram. Sebagaimana disabdakan dalam sebuah hadits Nabi. Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Sholat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 (seribu) kali sholat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram, Makkah, dan sholat di Masjidil Haram lebih baik dari 100.000 (seratus ribu) sholat di masjid lainnya.” (HR Ibnu Majjah, dishahihkan oleh Al-Bani).
Ada diantara jamaah shalat lima waktu di Masjidil Haram. Untuk yang terakhir ini, mereka harus membawa perbekalan yang cukup, setidaknya membawa makanan ringan dan minum karena satu hari penuh ada di Masjidil Haram. Soal minum, di Masjidil Haram tidak perlu khawatir, karena hampir di setiap sudut dan di sekitar tempat tawaf, sa’i dan shalat disediakan air minum zamzam secara gratis. Terkadang jamaah malah membawa beberapa botol kosong untuk diisi zamzam dan dibawa pulang.
Pengheras Suara terbaik
Masjidil Haram, Makkah Arab Saudi sekarang diperlengkap dengan 7.500 pengeras suara yang tersebar di seluruh area masjid, seperti lantai, alun-alun, koridor, dan jalan-jalan. Pengeras suara itu akan mengirimkan suara adzan dan imam sehingga menggema ke berbagai arah mata angin.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan pada Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Mohsen bin Abdul-Mohsin al-Sulami, yang dilansir Republika.co.id, menuliskan sistem pengeras suara Masjidil Haram adalah terbesar yang digunakan di dunia. Sebab, itu berfungsi melalui sensor akustik canggih dengan kepekaan yang sesuai dengan kebutuhan tempat.
Suara ditransmisikan melalui perangkat modern yang dioperasikan oleh spesialis yang sangat terlatih sehingga sinyal suara ditransmisikan ke penerima sangat jelas. Al-Sulami menekankan sistem suara Masjidil Haram beroperasi di bawah efisiensi yang ketat dan diawasi untuk menghindari kerusakan dengan memiliki cadangan dasar dan sistem darurat.
Dilansir SPA, Jumat (7/5), al-Sulami menjelaskan lebih dari 65 staf operasional khusus insinyur, teknisi, supervisor, dan operator yang menjaga fungsi-fungsi ini untuk memastikan implementasi yang tepat sesuai dengan instruksi teknis. Sistem audio dioperasikan dari ruang kendali utama ekspansi kedua atau sub-Saudi di wilayah Al-Masaa.
Jika terjadi kerusakan pada sistem utama, maka sistem cadangan akan langsung berfungsi sebagai pengganti. Perangkat ini terhubung ke perangkat UPS berkapasitas tinggi untuk memastikan pasokan listrik tidak terputus untuk semua lokasi audio.
Editor: Bangun Lubis