UTAMA

Menginap di Kota Thaif: Jejak Rasulullah, Dingin yang Menghangatkan Jiwa

MyMegawisata.com, Thaif – Malam ini, sebanyak 91 jamaah umrah dari PT Sriwijaya Mega Wisata merasakan dinginnya udara malam di kota Thaif, Arab Saudi.

Dibagi dalam dua grup, rombongan ini menjalani momen langka dan berharga — menginap di kota pegunungan yang menjadi saksi salah satu episode paling menyayat dalam perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ.

“Kami merasakan langsung dinginnya malam Thaif. Tapi di balik udara yang menusuk itu, ada kehangatan spiritual yang luar biasa. Ini pengalaman tak terlupakan,” ujar Ibu Salwaty, Direktur Utama PT Sriwijaya Mega Wisata, yang turut mendampingi perjalanan penuh makna ini.

Thaif: Kota Indah dengan Sejarah

Thaif hari ini dikenal sebagai kota peristirahatan yang sejuk dan subur, dikelilingi pegunungan dan kebun-kebun buah, terutama anggur dan delima.

Namun siapa sangka, di balik keindahannya tersimpan sejarah kelam yang sangat menyayat hati bagi umat Islam.

Sekitar tahun ke-10 kenabian, Rasulullah ﷺ datang ke Thaif untuk mencari perlindungan dan peluang berdakwah, setelah berbagai penolakan yang diterima di Makkah. Namun, yang terjadi justru jauh dari harapan. Beliau bukan hanya ditolak, tetapi juga diusir secara kasar dan dilempari batu oleh penduduknya. Luka-luka di tubuh Rasulullah membuat darah membasahi kaki beliau.

Baca Juga  Al-Quran Merangkum Zaman Dengan Sciense dan Ilmu Pengetahuan

Dikisahkan oleh Ibnu Ishaq, saat itu Malaikat Jibril datang menawarkan bantuan, bahwa seandainya Rasulullah menghendaki, maka gunung di sekitar Thaif akan dijatuhkan menimpa penduduknya. Namun dengan penuh kasih dan harapan, Rasulullah menjawab:

“Aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Inilah cinta Rasulullah ﷺ yang tulus tanpa batas, bahkan kepada mereka yang menyakitinya.

Dingin yang Menyentuh Kalbu

Menginap di Thaif bukan hanya tentang tidur dalam selimut tebal atau menyeruput teh hangat. Bagi para jamaah Mega Wisata, ini adalah kesempatan untuk menapaktilasi perjuangan Rasulullah. Mereka merenungi sejarah yang mungkin selama ini hanya dibaca di buku, kini benar-benar hadir dalam napas mereka.

“Ibu-ibu banyak yang terdiam, bapak-bapak larut dalam doa… dinginnya kota ini seperti membangunkan kesadaran kami, bahwa dakwah itu berpeluh air mata dan darah. Kita tinggal mewarisinya dengan iman dan amal,” ujar salah satu jamaah.

Baca Juga  Umrah Awal Tahun 2025 dengan Biaya Sangat Murah dan Hemat

Dengan profesionalisme dan komitmen sebagai travel berkualitas internasional, Mega Wisata menghadirkan perjalanan ibadah yang tidak hanya nyaman secara fisik, tetapi juga menggugah hati. Setiap destinasi menjadi ruang tafakur, setiap langkah menjadi zikir.

Thaif Hari Ini: Sebuh Cinta Kepada Rasululkah

Hari ini, Thaif tak lagi menolak cahaya Islam. Masjid-masjid berdiri kokoh, umat Islam hidup tenteram, dan para peziarah datang membawa rindu. Doa Rasulullah ﷺ telah dikabulkan — dari tanah yang pernah mengusirnya, kini lahir generasi yang bersyahadat dan mencintai sunnahnya.

Malam ini, di antara desir angin pegunungan dan langit penuh bintang, para jamaah Mega Wisata mengikat makna.

Mereka tak sekadar bermalam, tetapi sedang belajar mencintai Rasulullah dengan cara yang lebih dalam — lewat jejak luka beliau, lewat dingin yang justru menghangatkan hati.

Editor : Bangun Lubis

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button