NEWSUMROH

Salat Di Masjid Quba, Kemudian Berkunjung Ke Kebun Kurma

Jamaah Mega Wisata Usai Salat Di Masjid Nabawi Lakukan Jalan-Jalan Di Kota Madinah

MyMegawisata.com – Usai Salat Subuh, kirasan Pkl 07.00 waktu Arab Saudi, Jamaah Mega Wisata berangkat dari hotel tempat menginap di Madinah, menuju Masjid Quba sekalian menikmati Kurma di kebun Kurma yang terkenal ke selruh dunia.

 Wartawan MyMegawisata.com, Dody Saputra, melaporkan, bahwa Pkl 07.00 waktu Arab Saudi Sabtu (04/1-2025), tiga bus yang jumlahnya 129 jamaah umroh Mega Wisata, yang berangkat Kamis (2/02-2025), akan memadati Masjid Quba untuk shalat, sekaligus membeli Kurma untuk oleh-leh di Kebun Kurma Madinah untuk keluarga di tanah air.

 Kebun Kurma

Kebun kurma Madinah adalah kebun kurma terbesar di dunia. Kebun ini menjadi destinasi yang seolah wajib bagi setiap jemaah umroh ataupun haji. Lokasi kebun berada di dalam Kota Madinah, sekitar 5 kilometer sebelah tenggara Madinah. Letaknya begitu dekat dengan Masjid Quba, Anda hanya perlu menempuh perjalanan kurang lebih 5 menit dari Masjid Quba, untuk sampai di kebun ini.

 Umat Islam meyakini bahwa perkebunan kurma di Madinah telah ada sejak masa Rasulullah. Bahkan kebun kurma itu telah ada sebelum Nabi hijrah dari Mekkah ke Madinah. Kebun kurma tersebut milik keluarga Abdul Rahman Al-Harby yang pengelolaannya secara turun temurun.

Kebun kurma Madinah memiliki luas wilayah sekitar 25 hektar dan sebanyak 1.600 pohon kurma tumbuh di area tersebut. Ketika panen, tiap pohon kurma dapat menghasilkan sekitar 1 hingga 2 kwintal buah kurma.

Kondisi tanah Kota Madinah dan udaranya yang sejuk menjadi tempat ideal untuk budi daya buah kurma. Kurma biasanya berbuah sekali dalam satu tahun. Dalam proses budi dayanya, setidaknya membutuhkan waktu enam bulan dari proses berbunga hingga masa panen.

 Berkunjung Ke Kebun Kurma

Ketika mengunjungi kebun kurma yang berada di Kota Madinah, kita bisa melihat secara langsung bagaimana proses budi daya pohon kurma dari penanaman hingga panen. Selain itu, dapat mengetahui beragam jenis kurma secara langsung. Tidak hanya mengetahui, bahkan dapat mencicipi kurma segar yang baru panen di perkebunan ini.

Jangan lupa membawa oleh-oleh berbagai jenis kurma bahkan olahan kurma ketika sedang berada di sana. Karena, di area perkebunan tersebut telah tersedia toko kurma bernama Al-Barokah. Tempat ini bisa Anda kunjungi untuk membeli beragam jenis kurma maupun olahan makanan berbahan dasar kurma yang dapat menjadi buah tangan (oleh-oleh).

 Kurma yang Terkenal

Perkebunan kurma di Madinah memiliki beragam jenis kurma yang populer dan memiliki cita rasa khas. Beberapa jenis kurma yang terkenal di Madinah di antaranya:

  1. . Kurma ajwa: Kurma ini dikenal sebagai “Kurma Nabi”karena merupakan salah satu makanan kesukaan Rasulullah.  Kurma ajwa berteksktur lembut, memiliki rasa manis yang khas dan kaya nutrisi.
  2. Kurma sukkari: Merupakan salah satu jenis kurma yang paling terkenal. Kurma jenis ini bertekstur juicydan rasanya sangat manis. Biasanya kurma sukkari berwarna cokelat keemasan.
  3. Kurma khalas: Kurma jenis ini memiliki daging buah yang tebal dengan rasa manis dan sedikit asam. Kurma khalastak kalah populer dengan yang lain. Kurma ini pun kerap tersaji dalam berbagai hidangan.

Ini sedikit gambaran untuk mengetahui kurma dan kebunnya di Madinah.

Masjid Quba

Mengetahui tantang, Masjid Quba, yang menghadap Baitul Maqdis di Palestina dilakukan oleh Rasulullah. Kemudian diikuti berturut-turut oleh Abu Bakar Ashshiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.

Dalam beberapa catatan dikemukakan bahwa Masjid Quba sendiri adalah nama sebuah sumur, yang kemudian menjadi nama perkampungan yang dihuni oleh Bani Amru bin Auf. Dinamakan Masjid Quba, karena ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah melewati pemukiman ini.

Baca Juga  Kita Umroh Bersama Bisa Murah, Hanya Rp 25 Juta Kalau Berempat

Masjid ini dibangun oleh Rasulullah dan para sahabat pada tahun pertama hijriah terletak di selatan barat di kota Madinah. Di dalam masjid tersebut terdapat sumur Malik Abu Ayyub al-Anshari yang dikenal dengan sumur Mubarok an-Naqah yaitu tempat pemberhentian unta Rasulullah ketika masuk ke Kota Madinah.

Selain itu, ketika membangun Masjid Quba, Nabi Muhammad juga dibantu oleh Malaikat Jibril yang memberi petunjuk arah kiblat dari masjid tersebut. Di masjid ini pertama kalinya diadakan sholat berjamaah secara terang-terangan.

Masjid pertama yang dibangun Rasulullah ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 108 yang disebut dengan nama Masjid Takwa, Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.”

Dari dokumen sejarah di Masjid Quba, yang dikutip, menyebutkan, semasa hidupnya, Rasulullah SAW selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin, dan Kamis.

Setelah beliau wafat, para sahabat selalu menziarahi masjid ini dan melaksanakan sholat di dalamnya. Oleh karena itu, setiap umat muslim yang menunaikan ibadah haji atau umrah sangat dianjurkan untuk mengunjungi masjid yang menjadi saksi perjuangan Rasulullah ini.

Masjid Quba mengalami renovasi pada zaman Utsman bin Affan dengan membangun menara masjid untuk mengumandangkan adzan. Berikutnya direnovasi pada masa Sultan Abdul Majid II Daulah Utsmaniyah pada tahun 1245 hijriyah.

Berikutnya, masa pemerintahan Kerajaan Arab Saudi Kementerian Haji dan wakaf melakukan perluasan Masjid Quba sehingga bisa menampung kapasitas 20.000 jamaah. Bentuk bangunan seperti masjid pada umumnya, hanya saja bagian tengahnya terdapat ruangan lapang yang di atasnya terdapat atap yang bisa dibuka tutup. Yang istimewa, masjid ini 4 menara untuk menyebar kumandangkan adzan dan 56 kubah.

Komplek Masjid Quba juga dilengkapi dengan pemukiman para imam dan muadzin, perpustakaan, dan tempat tinggal para penjaga masjid. Sampai saat ini masjid masih diziarahi ribuan umat Islam dari penjuru dunia baik yang sedang menjalankan ibadah haji maupun umrah.

Dari kejauhan masjid ini akan terlihat 4 menara putih tinggi menjulang. Begitu dekat, maka tampak jejeran pohon kurma mengelilingi masjid. Masjid ini memang berbeda dengan kebanyakan masjid di Madinah. Kalau Masjid Nabawi dan masjid lain yang ada di Madinah hampir tak memiliki taman depan, namun tak begitu dengan Masjid Quba. Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 5.035 meter persegi ini memiliki taman depan dan belakang dengan deretan pohon kurma yang rindang. Dan di halaman depan masjid terdapat taman air mancur.

Sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmizi dan Ibnu Majah mengatakan bahwa Rasulullah menyatakan: Bila mengunjungi Masjid Quba untuk shalat, maka pahalanya sama dengan melakukan umrah. Riwayat tersebut hingga kini masih tertempel di dinding luar Masjid Quba.

Jadi, begitu tiba di masjid ini, maka segeralah berwudhu dan tunaikan shalat sunah di dalam masjid pertama ini karena siapa yang bersuci dari rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah.

Baca Juga  Dibuka Seleksi Petugas Haji 2025 Tingkat Daerah, Ini Syarat Pendaftarannya

Masjid Quba memang selalu menjadi tujuan ziarah para jamaah haji maupun umrah, tidak heran bila masjid ini selalu padat. Masjid nan sederhana itu, kini tampil begitu indah memesona mata. Namun, sejatinya bukan kemegahan dan keindahan yang terpancar dari masjid ini. Hanya keimanan dan ketakwaanlah yang mendasarinya.

Berikutnya, terdapat satu ruang persegi 4 untuk shalat dan sebuah serambi. Ruangan bertiang pohon kurma dan beratap pelepah daun kurma bercampur tanah liat. Di tengah terdapat ruang terbuka yang disebut sahn. Di tempat itu terdapat sumur untuk mengambil air wudhu. Dan yang layak dicatat adalah bahwa masjid ini pernah mengalami peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis kemudian diputar balik menghadap Baitullah di Makkah.

 Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah pertama yang membangun 4 menara masjid Quba setinggi 47 meter. Rekonstruksi berikutnya terjadi pada masa Sultan al-Asyraf Saif al-Din Qait-Bey dari Dinasti Mamluk dengan melengkapinya sebuah mimbar baru dari pualam. Di kemudian hari mimbar itu dijuluki Mimbar Masjid Raya. Raja Fahd bin Abdul Aziz pada tahun 1986 kembali merenovasi dan memperluas bangunan dengan tetap mempertahankan arsitektur tradisionalnya. Proyek ini menelan biaya SR 90 juta atau sekitar Rp90 miliar.

Struktur Masjid Quba

Struktur Masjid Quba mengalami pembangunan terbesar dalam sejarahnya, dengan luas area mencapai 50.000 meter persegi. Kapasitas meningkat hingga mampu menampung 66 ribu jemaah.

Renovasi terakhir Masjid Quba, sebagaimana dikutip dari Saudi Gazette diungkapkan, memperluas ruang salat menjadi 5.035 meter persegi dan keseluruhan masjid beserta fasilitasnya menjadi 13.500 meter persegi dari semula hanya 1.600 meter persegi. Ruang salat utama ini mampu menampung hingga 20 ribu jemaah.
Masyarakat Madinah akan dengan nyaman melakukan salat di masjid Quba selama haji dan Idulfitri, ketika biasanya terjadi peningkatan jumlah jemaah yang berkunjung ke kota tersebut.

Masjid ini memiliki 54 kubah kecil

Masjid ini memiliki 54 kubah kecil, lima kubah berukuran sedang, dan satu kubah besar tepat di atas area mihrab. Bangunan masjid memiliki empat menara, masing-masing satu di setiap sudut. Awalnya hanya ada satu menara, renovasi terakhir menambahkan tiga menara lainnya. Dasarnya persegi, memiliki poros segi delapan dan berbentuk lingkaran di puncaknya.

Halamannya dibuat dari marmer putih dan hitam yang dihiasi ornamen berwarna merah. Sebagiannya ditutupi payung pada siang hari untuk melindungi jamaah dan pengunjung dari panas dan terik.
Elemen bangunan baru ini mencakup karya dari arsitek Mesir Abdel Wahed el-Wakil, arsitek Pakistan Hassan Khan Sayyid, dan arsitek tensil dari Stuttgart, Mahmoud Bodo Rasch.

Masjid ini memiliki dua area salat utama, satu di selatan dan satu lagi di utara yang dihubungkan oleh dua barisan tiang beratap di sisi timur dan barat mengelilingi ruang tengah, yang ditutup dengan kain. Ruang salat di bagian selatan dihiasi enam kubah yang lebih besar di atasnya, ruang salat di bagian utara dihiasi 32 kubah yang lebih kecil, dan barisan tiang di atasnya dilengkapi dengan kubah yang lebih kecil.

Saat ini Masjid Quba memiliki 7 pintu masuk utama dan 12 pintu masuk tambahan di Masjid Quba, fasilitas toilet sebanyak 64 unit untuk pria dan 32 toilet untuk wanita.

Editor: Bangun Lubis

 

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button