Harga Tiket Garuda Bisa Turun, International Lebih Murah
Penerbangan tujuan luar negeri tidak dikenakan pajak avtur

MyMegawisata.com – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) buka suara terkait harga tiket penerbangan internasional yang lebih terjangkau dibandingkan penerbangan domestik.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, salah satu pertimbangan perhitungan harga tiket selain avtur, yaitu pajak.
Irfan menjelaskan, penerbangan tujuan luar negeri tidak dikenakan pajak avtur, sementara untuk penerbangan domestik dikenakan pajak.
“Bapak juga mesti tahu bahwa avtur yang kita beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak, Pak. Avtur kita terbang ke Singapura, nggak kena pajak. Tiket kita jual ke Bapak ke Balikpapan, kena pajak. Kita jual ke Shanghai, nggak kena pajak,” jelasnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin lalu.
Irfan menekankan, sejak tahun 2019, perseroan tidak pernah menaikkan harga tiket pesawat. “Saya menekankan 2019. Tapi harga tiket itu dipengaruhi oleh banyak hal. Ini yang kita diskusi, banyak menteri ganti presiden, ngomong lagi harga tiket. Harga tiket itu ada satu komponen yang disebut dengan tarif atas. Dan kita selalu hit angka itu,” ungkapnya.
Di sisi lain, Irfan juga menyampaikan bahwa sebentar harga tiket akan naik karena pajak PPN naik dari 11% ke 12%. “Udah pasti naik, harga tiket,” sebutnya.
Ia menambahkan, aspek yang mempengaruhi perhitungan harga tiket yaitu, pajak airport. “Terminal 3, domestik, kita bayar Rp168.000 ke Angkasa Pura. Terminal 2, Rp120.000. Lain tuh bayar cuma Rp120.000, Pak. Di Halim Rp70.000. Dan mereka bisa naikin kapanpun seenaknya. Yang kemudian pengaruh ke harga. Yang disalahin siapa? Garuda,” ucapnya, seperti dilansir CNBC-Indonesia.com.
Ia menambahkan, pihaknya selalu menaati peraturan berlaku yang diatur oleh pemerintah. “Kita tidak pernah keluar dari rambu-rambu harga tiket yang diatur oleh pemerintah. Dari 2019. Nggak pernah naik. Tapi pajak masuk, kena pajak,” pungkasnya.
Rencana Rute Dari Halim
Di sisi lain, rencana Garuda Indonesia akan membuka rute terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dinilai bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Pengamat Penerbangan Alvin Lie rencana itu akan berdampak pada penurunan harga tiket Garuda Indonesia jika dibandingkan terbang dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Biaya operasi di Bandara Halim ini jauh lebih rendah daripada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta,” ujar Alvin seperti beritakan Republika Senin (14/10/2024).
Alvin mencontohkan penerbangan Garuda Indonesia rute Kualanamu, Sumatera Utara, ke Bandara Halim Perdanakusuma atau Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan berbeda. Hal ini terkait biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau airport tax Bandara Halim yang sekitar Rp 90 ribu per penumpang atau Rp 80 ribu lebih rendah ketimbang biaya airport tax Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mencapai Rp 170 ribu per orang.
Jadi selisihnya cukup banyak sekitar Rp 80 ribu per penumpang dan itu berdampak pada harga tiket yang nanti dibayar oleh penumpang Garuda lebih rendah daripada kalau terbang dari Soekarno-Hatta,” ucap Alvin.
Alvin menyebut keputusan Garuda Indonesia membuka rute penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma merupakan hal yang tepat. Hal ini terkait penuhnya slot penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Slot di Bandara internasional Soekarno-Hatta ini sudah sangat padat. Kalau Garuda akan menambah slot lagi itu sulit, sedangkan kondisi Bandara Halim masih memungkinkan ditambah beberapa slot jadwal penerbangan,” sambung Alvin.
Kendati begitu, Alvin tak meyakini jika pembukaan rute di Bandara Halim Perdanakusuma akan berdampak besar terhadap kinerja Garuda Indonesia. Pasalnya, Garuda Indonesia hanya beroperasi secara terbatas untuk sejumlah rute mengingat adanya pembatasan penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
“Bandara Halim ini sudah dibatasi,,sehari paling 100 penerbangan. Jadi tidak akan lebih dari itu karena fungsi utamanya adalah untuk Pangkalan Udara utama TNI AU dan untuk pergerakan Kepala Negara dan tamu-tamu Kepala Negara,” kata Alvin.
Editor: Bangun Lubis