NEWS

Melihat Dari Dekat Masjid Abdullah Ibn Abbas dan Doa Rasulullah

Rasulullah mendoakan Ibn Abbas menjadi seorang Cendekiawan

MyMegawisata.com Hari ini Rabu (15/01-2025) Jamaah Umroh Privat, Mega Wisata, akan mengunjungi Kota Thaif yang penuh dengan Sejarah perjuangan Dakwah Islam itu. Jamaah bukan ahnay ke satu tempat di Thaif, tapi banyak destinasi yang “wajib” dikunjungi.

Rugi, kalau enggak ke sana. Makanya Travel Umroh Mega Wisata, selalu menawarkan paket berkunjung ke Kota Thaif yang begitu sejuk dan penghasil sayur dan buah-buahan itu. Dari sini juga ada pabrik Parfum yang dijual ke seluruh dunia.

Selain itu di Thaif juga ada Masjid yang terkenal. Masjid Dakwah Islam ini, menyimpan Sejarah yang begitu inspiratif dan mencerdaskan. Namanya Masjid Abdullah Ibn Abbas berada di kota Thaif dan mengingatkan kita akan sosok Abdullah Ibn Abbas.

Namanya tidak asing saat kita mengulas perihal ibadah haji dan umroh, karena banyak hadis shahih dan populer tentang haji sebagaimana dipraktikkan nabi berasal dari Ibn Abbas.[Wikipedia]

Masjid Abdullah bin Abbas atau Masjid Ibnu Abbas merupakan salah satu peninggalan sejarah Islam di kota Thaif. Masjid besar ini dibangun pada 592 H.

Dinamakan Ibnu Abbas karena tempatnya di samping makam Ibnu Abbas. Abdullah Ibnu Abbas adalah anak dari Abbas bin Abdul Muthalib, paman dari Rasulullah Ibnu Abbas lahir pada tahun 619 M.

Dalam beberapa catatan yang dirilis, dikisahkan suatu saat Rasulullah menimang dan mendoakan Ibnu Abbas dengan cara meletakkan air liurnya ke mulut Ibnu Abbas. Ia didoakan khusus agar menjadi ahlul hikmah atau ahli ilmu dan kelak suatu saat nanti Abdullah Ibnu Abbas akan menjadi orang yang sangat dikagumi serta dijadikan sandaran atau rujukan, khususnya Alquran, tafsir, dan hadis.

Semasa hidupnya, Ibnu Abbas pernah berpesan agar dimakamkan di Thaif, bukan di Madinah atau di Makkah. Bagi Ibnu Abbas, Madinah dan Makkah merupakan kota suci yang hanya layak untuk orang-orang yang benar-benar bersih.

Baca Juga  Misteri Jabal Nur Gua Hira, Ketika Firman Allah Turun Kepada Rasulullah

Ibnu Abbas yang berjuang bersama Rasulullah merasa tidak pantas dimakamkan di tempat suci ini. Karena itu, di masa senjanya, Ibnu Abbas memilih tinggal di Thaif sampai meninggal pada 78 Hijriyah saat berusia 81 tahun.

Selain terkenal dalam jalur periwayatan hadis, Ibnu Abbas juga dikenal dengan banyak julukan antara lain Hibrul Ummah (pemimpin umat), Faqihul Ashr (orang yang paling pandai memahami agama di masanya), Imam Tafsir (ahli tafsir), al-Bahr (lautan karena luasnya ilmu), dan banyak julukan lainnya.

Makamnya Dekat Masjidnya

Makam dan Masjid Ibnu Abbas di Thaif sekarang menjadi salah satu destinasi yang sering dikunjungi jemaah umrah dan haji dari berbagai negara. Memasuki pelataran masjid, pengunjung sudah disambut pedagang dengan aneka macam barang, suvenir, dan makanan.

Masjid yang didominasi warna coklat ini banyak dikunjungi jemaah haji dan jamaah umroh saat berziarah ke kota Thaif.

Ibnu Abbas adalah sepupu nabi, tepatnya putra Abbas, paman dari pihak ayah Nabi. Ibunya adalah Umm al-Fadl yang notabene merupakan saudara perempuan Maymoonah, salah satu istri nabi.

Tiga tahun sebelum hijrah, Abdullah ibn Abbas lahir. Praktik tahnik yang masyhur dilakukan nabi pun dipraktikkan pada Abdullah ibn Abbas. Kala itu, ibunya membawanya menemui nabi sebelum disusui. Nabi pun menaruh sebagian ludahnya di lidah bayi yang baru lahir tersebut.

Perpustakaan Ibn Abbas

Saat berkunjung ke masjid Abdullah ibn Abbas, selain shalat di masjidnya, kita juga bisa berkunjung ke Maktabah atau perpustakaan Ibn Abbas yang berada di samping masjid.

Perpustakaan ini merupakan salah satu maktabah sumbangan tertua di dunia Islam. Tradisi menyumbang buku bagi para pencari ilmu sudah lama tumbuh sejak sebelum perpustakaan ini berdiri.

Baca Juga  Peringati HUT ke 20, Mega Wisata Gelar Event Travel Fair

Terdapat beragam koleksi literatur cerita Islam, buku, dan manuskrip sejak tumbuhnya percetakan Islam yang dikelola sebagai bagian dari masjid. Sampai kemudian Muhammad al-Shirwani mendirikan perpustakaan ini antara tahun 1250-1270 sesudah hijrah nabi.

Pendirian maktabah tersebut bertujuan untuk memberikan akses bagi para pelajar, peneliti, dan masyarakat umum yang suka membaca maupun meneliti.

Pada masa pemerintahan Raja Saud ibn Abdulaziz Saud, masjid direkonstruksi secara menyeluruh termasuk perpustakaan pada 1378 H.  Perpustakaan mulai dibuka kembali pada 1384 H kala pemerintahan Raja Faisal bin Abdulaziz Saud.

Kecendekiawanan Abdullah Ibn Abbas

Keberadaan perpustakaan itu lantas mengingatkan kita pada kecendekiawanan Ibn Abbas. Ia memang dikenal sebagai ahli tafsir dan sunnah nabi, serta banyak meriwayatkan hadis shahih.

Sepupu nabi itu sering berada di sisi nabi, berdoa bersama nabi, mengikuti majelis ilmu nabi, dan membersamai nabi dalam perjalanannya. Bahkan ia juga melayani nabi seperti mengambilkan air untuk berwudhu.

Nabi pun pernah menepuk pundaknya kemudian mendoakan, “Ya Allah, jadikan ia memperoleh pemahaman yang mendalam tentang Islam, dan berilah petunjuk tentang makna dan penafsiran.”

Ibnu Abbas juga pernah meriwayatkan, “Rasulullah mengusap dadaku dan berkata, Ya Tuhan, berilah dia kebijaksanaan.” Kepakaran dan kebijaksanaan Ibn Abbas pun diakui Saad bin Abi Waqqas yang menyatakan, “Saya belum pernah melihat seseorang yang lebih cepat pemahaman, memiliki pengetahuan lebih banyak, dan kebijaksanaan yang lebih besar dari Ibn Abbas.”

Saad juga mengungkapkan, bahwa ia pernah melihat Umar memanggil Ibn Abbas untuk membahas masalah yang sulit di hadapan para veteran Badar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Saat itulah Ibn Abbas memberikan masukan dan Umar tidak mengabaikan apa yang ia katakana. Abbas sangat berpengetahuan, cerdas dan menjadi cendekiawan tersohor di dunia.(*)

Editor: Bangun Lubis

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button