Magnet Makkah Menaklukkan Hawa Nafsu, Meluluhkan Hati & Jiwa

MyMegawisata.com – Hari ini Kota Makkah masih menyisakan dingin yang menyenangkan. Sehingga melakukan ibadah masih begitu nyaman rasanya.
Kota Makkah, bagaikan Maqnet yang membuyarkan Hawa Nafsu, dan melekatkan ketaatan yang mendalam pada jiwa.
Jamaah Umroh Privat Mega Wisata, yang kemarin telah melakukan tawaf, Sa’I danTahallul, lengkap seluruhnya sebagaimana syariat pelaksanaan umroh, setelahnya beristirahan sejenak di Hotel Berbintang 5 Alsafwah Hotel, Makkah
Hari ini Selasa (14/01-2025), tentu akan mengunjungi tempat-tempat terdekat, yang memiliki ikatan Sejarah Islam. Kota Makkah, tentu tidak berbeda indahnya dengan kota-kota besar dunia, hanya saja Makkah, mengikuti konsep modern tetapi bersyariah. Semua diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara Agama Islam.
Lagi pula, sejarah kota dan tempat-tempat yang dikunjungi oleh Jamaah Umroh dan Haji adalah terkait dengan sejarah Islam yang mengikuti sejarah Islam sejak zaman Nabi Adam di Jabal Rahmah hingga, sejarah Rasulullah dan para Sahabat.
Kita pun akan menginjungi Jabal Tsur yang di sana ada Gua Hira, Pertama kali Wahyu Allah turun kepada Nabi yang Mulia Muhammad Rasulullahi Shollollohu ‘Alaihi Wasallam. Kemudian ke Padang Arafah yang melihatnya bagaikan padang yang membentang ke kiri dan kekanan, unik dan inspiratif.
Jamaah Umroh Mega Wisata atau jamaah umroh dari mana saja belahan bumi, ini akan mengunjungi juga Kota Mina, Muzdalifah. Semua tempat-tempat ini bagi mereka yang memiliki jiwa petualangan atau yang tertaut dengan kisah Islam dan keibadahan serta peraihan amal-ibadah, maka semuanya menjadi maqnet yang akan membuyarkan atau mengusir hawa nafsu insan kemanusiaan kita.”Kami juga akan mengunjungi Kota Thaif, yang indah dan sejuk di atas bukit yang tinggi,”ujar Tour Leader Mega Wisata, Asep Suhendar
Banyak juga pemandangan atau bangunan yang kekinian yang menggambarkan bahwa Kota Makkah, adalah kota suci yang bersyariat Islam.”Sangat menakjubkan,”ujar Jamaah Mega Wisata, Dikki dan Baopak Burhan yang mengikuti city tour Jamaah Umroh Privat Mega Wisata, yang berada di Padang Arafah.
Kota Bertumpu Pada Syariat Islam
Makkah merupakan kota suci umat Islam yang memiliki sejarah panjang yang tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga mencatat perjalanan penting dalam sejarah dunia. Kota ini memiliki peran besar dalam perkembangan agama Islam dan peradaban manusia secara umum. Dengan berbagai peristiwa bersejarah sejak zaman Nabi Ibrahim AS hingga era modern, Makkah terus menjadi magnet spiritual bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Pada kesempatan kali ini, BPKH akan mengajak Anda untuk menyelami sejarah kota Makkah dari awal hingga saat ini untuk menambah khazanah keislaman Anda. Tanpa panjang lebar lagi, simak sampai tuntas informasinya di bawah ini!
Mengulang sejarahnya, dari berbagai literasi yang dibaca, disebutkan bahwa Makkah, atau dalam bahasa Arab disebut Makkah al-Mukarramah, berarti “Kota yang Mulia.” Kota ini adalah pusat spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Islam di dunia. Sebagai salah satu kota tertua di dunia, Makkah terletak di wilayah Provinsi Makkah, Arab Saudi, sekitar 72 kilometer dari kota pelabuhan Jeddah di pesisir Laut Merah.
Secara geografis, Makkah berada di sebuah lembah kecil yang dikelilingi pegunungan dengan ketinggian sekitar 277 meter di atas permukaan laut. Kota ini dikenal sebagai tempat berdirinya Kabah, bangunan suci yang menjadi kiblat umat Islam dalam melaksanakan salat. Selain itu, Gua Hira yang terletak di Jabal Nur merupakan tempat di mana Nabi Muhammad wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.
Sebagai kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, Makkah menjadi saksi perjalanan hidup beliau yang penuh perjuangan dalam menyebarkan ajaran Islam. Di masa kini, Makkah tidak hanya menjadi destinasi utama bagi jamaah haji dan umrah, tetapi juga simbol keimanan dan persatuan umat Islam di seluruh dunia.
Sebelum Zaman Nabi Muhammad
Sejarah awal Makkah dimulai jauh sebelum masa Nabi Muhammad Shollollohu’alaihi Wasallam. Awalnya, wilayah ini adalah sebuah lembah tandus yang tidak berpenghuni. Namun, keberadaan sumur Zamzam yang ditemukan oleh Siti Zahra, ibunda Nabi Ismail. atas perintah Allah Swt. menjadi titik awal berkembangnya kehidupan di lembah ini.
Selain itu, peran besar Nabi Ibrahim as. dalam mendirikan Kabah menjadikan Makkah sebagai pusat ibadah. Beliau bersama putranya, Nabi Ismail as. membangun Kabah sebagai tempat untuk menyembah Allah Swt. Kabah inilah yang kemudian menjadi magnet bagi orang-orang di sekitarnya untuk menetap di Makkah.
Di masa selanjutnya, Makkah berkembang menjadi kota perdagangan yang strategis. Letaknya yang berada di jalur perdagangan antara Mediterania, Afrika Timur, Asia Selatan, dan Arab Selatan membuat kota ini menjadi pusat pertemuan para pedagang dari berbagai wilayah. Pada masa kekuasaan suku Quraisy, Makkah semakin makmur dengan pengelolaan perdagangan yang terorganisasi di bawah kepemimpinan Qushay bin Kilab, kakek Nabi Muhammad saw.
Makkah Kota Penghapus Dosa
Makkah dalam bahasa Arab, kata “makka” memiliki arti “menghapus” atau “membersihkan.” Hal ini merujuk pada keyakinan bahwa kota ini dapat membersihkan dosa-dosa para peziarah yang datang untuk beribadah di Kabah. Makkah juga disebut sebagai tempat di mana berbagai bentuk kezaliman dihapuskan, menjadikannya sebagai kota suci yang membawa kedamaian dan keberkahan.
Sejarah Makkah mencapai puncaknya pada masa Nabi Muhammad. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di kota ini adalah pada tahun 571 M, yang dikenal sebagai Tahun Gajah. Tahun ini dinamakan demikian karena pasukan Abraha dari Yaman, yang menggunakan gajah mencoba menghancurkan Kabah. Namun, serangan tersebut digagalkan oleh Allah Swt. dengan mengirimkan burung Ababil yang membawa batu-batu panas untuk menghancurkan pasukan tersebut.
Nabi Muhammad Shollollohu’alaihi Wassallam, lahir pada tahun yang sama. Beliau tumbuh besar di kota ini dan mulai menerima wahyu dari Allah Ta’ala pada usia 40 tahun. Ajaran Islam yang beliau bawa mengajarkan tauhid dan menentang penyembahan berhala yang telah menjadi tradisi masyarakat Makkah saat itu.
Namun, perjuangan beliau tidaklah mudah. Penduduk Makkah yang merasa terganggu oleh ajaran Islam melakukan berbagai tekanan kepada Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Akibatnya, pada tahun 622 M, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berhijrah ke Madinah, sebuah peristiwa yang menjadi awal dari kalender Islam.
Pada tahun 8 H atau 630 M, Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah dalam peristiwa yang dikenal sebagai Fathul Makkah. Penaklukan kota ini dilakukan dengan damai tanpa pertumpahan darah. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah dalam penyebaran Islam dan mengukuhkan Makkah sebagai pusat peradaban Islam.
Kota Makkah dan Kekuasaan Turky
Diabad 16, tepatnya tahun 1517, Makkah berada di bawah kekuasaan Turky Usmani, sebuah kekhalifahan besar yang berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul). Di bawah pemerintahan Turki Usmani, Makkah tetap menjadi pusat spiritual umat Islam.
Setelah runtuhnya Kekhalifahan Turky Usmani pada awal abad ke-20, Makkah menjadi bagian dari Kerajaan Arab Saudi yang didirikan oleh Ibn Saud. Penemuan minyak di Arab Saudi membawa perubahan besar bagi perekonomian dan infrastruktur Makkah. Pemerintah Saudi melakukan renovasi besar-besaran, termasuk perluasan Masjidil Haram untuk menampung jamaah yang terus meningkat setiap tahunnya.
Saat ini, Makkah telah berubah menjadi kota modern dengan fasilitas canggih. Bangunan pencakar langit seperti Menara Abraj Al-Bait, yang juga dikenal sebagai Menara Jam Makkah, berdiri megah di sekitar Masjidil Haram. Pembangunan ini mencerminkan upaya pemerintah Arab Saudi untuk menjadikan Makkah sebagai kota yang mampu memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.
Sejarah Makkah mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi tantangan. Kota ini menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa besar yang menunjukkan bahwa dengan keimanan dan usaha, setiap kesulitan dapat diatasi.
Selain itu, memahami sejarah Makkah memperdalam rasa cinta kita kepada Islam dan memperkuat hubungan spiritual kita dengan Allah. Kota ini adalah tempat di mana doa-doa dipanjatkan dan harapan-harapan dikabulkan, menjadikannya sebagai pusat spiritual umat manusia.(*)