MOZAIK ISLAM

Hati yang Lemah Lembut adalah Emosi yang Terkendali, Jangan Marah

Mengajak Hati  untuk Tidak Marah

MARAH merupakan suatu sikap yang manusiawi. Semua orang bisa saja marah dimanapun dan dalam keadaan apapun. Tapi sebaiknya ajak hati untuk tak marah. Redam jiwa dan emosi agar Allah menyayangimu.

Ada orang yang marah ketika mendapat pelayanan kurang profesional di perkantoran, ada juga yang marah ketika terganggu ketenangannya, bahkan marah hanya karena permasalahan ringan dan sepele. Bagaimanapun marah adalah salah satu tabiat yang tidak bisa di hapuskan dari manusia. Tapi bisa dijaga.

Dalam sebuah hadist dikisahkan suatu hari datang seorang laki-laki meminta nasehat kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah menasehatinya dengan berkata “janganlah kamu marah!”.

Nasehat ini beliau ulangi hingga berkali-kali kepada lelaki tersebut. “ Dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW; “Berilah aku wasiat?” beliau bersabda: “Janganlah kamu marah.” Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: “Janganlah kamu marah.” (HR. Bukhari).

Rasulullah meminta untuk tidak marah, karena dampaknya yang sangat negative. Marah itu biasanya tersimpan di hati. Redamlah dia agar tak keluar.

Allah Ta’ala memuji mereka dengan sifat ini dalam firman-Nya,:“Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134).

Artinya: jika mereka disakiti orang lain yang menyebabkan timbulnya kemarahan dalam diri mereka, maka mereka tidak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh watak kemanusiaan mereka (melampiaskan kemarahan), akan tetapi mereka (justru berusaha) menahan kemarahan dalam hati mereka dan bersabar untuk tidak membalas perlakuan orang yang menyakiti mereka

Kendati di ketahui bahwa marah adalah sifat yang tidak bisa dihilangkan dari manusia. Akan tetapi tidaklah ada penyakit melainkan akan ada obatnya, tidak pula ada racun kecuali ada penawarnya. Maka Islam mengajarkan beberapa hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim ketika kemarahan menguasai dirinya. Meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan setan.

Pada saat marah setan akan membangkitkan seluruh amarah di dalam hati manusia, sehingga tanpa sadar seseorang mengucapkan perkataan-perkataan kotor yang tidak pantas untuk diucapkan. Dalam kondisi lain seseorang yang sedang dalam keadaan marah juga bisa saling membunuh satu sama lain.

Baca Juga  Mega Wisata Terapkan Umroh dan Manasik Syiar Sunah

“Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang yang marah mengucapkan; ‘A’uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya.” Berwudhu’. Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”sesungguhnya marah itu dari setan,dan setan itu diciptakan dari api,sedangkan api dimatikan dengan air,maka apabila salah seorang dari kalian marah,berwudhulah.”(HR.Abu Dawud)

Mayoritas orang akan mengungkapkan kemarahan dengan lisan, pada saat inilah dimungkinkan seorang akan mengucapkan kata-kata kufur, istihza, dan talaq. Na’udzubillah .

Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”jika seseorang diantara kalian marah,maka hendaknya dia diam.”(HR.Imam Ahmad). Mengingat pahala yang besar bagi siapa yang bisa menahan amarah. “Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk.

Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari yang ia kehendaki.”(HR.Abu Dawud).  Marah bukan sikap yang baik. Karena marah membuat kita akan lebih cepat lelah, lebih cepat memperoleh rasa sakit pada jiwa terutama fisik.

Sifat manusiawi atas kemarahan itu, tentu tidak perlu dipelihara. Ajak hatimu untuk menyayangi bukan memarahi.

Allah berfirman,: “Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134)”.

Berkenaan dengan marah, Islam tak hanya memerintahkan umatnya untuk menahannya. Lebih dari itu, syariah juga mengajarkan metode untuk meredakan kemarahan.

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya marah itu dari setan dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api, sementara api bisa dipadamkan oleh air. Karena itu, jika salah seorang di antara kalian sedang marah, hendaklah dia berwudhu (HR Abu Dawud dari Athiyah)”.

Rasulullah saw. juga bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian sedang marah dalam keadaan berdiri, hendaklah dia duduk jika kemarahan itu dapat hilang. Apabila (kemarahan) itu tidak hilang, hendaklah dia berbaring (HR Abu Dawud dari Abu Dzar)”.

Menahan marah itu memang tidak mudah mengingat sumber amarah itu berasal dari setan. Namun, kabar baiknya, selain menyehatkan badan dan pikiran, menahan marah mampu mendatangkan barakah.. Seperti kata-kata Umar bin Khattab, “Aku mencari keberkahan dari sebagian besar pintu-pintu rezeki dan tidaklah kutemukan keberkahan itu selain dari sabar, “ (Umar bin Khattab ra).

Baca Juga  Mega Wisata Berangkatkan 26 Jamaah Umroh Thoif

Seharusnya sebagai orang taat kepada Allah bisa menahan nafsu marah. Menahan marah bakal menciptakan akhlak baik. Menahan marah bukan berarti orang lemah, tapi terdapat jiwa sabar dan bersih sehingga dapat memaafkan kesalahan orang lain.

“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidam lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah”. (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Mungkin hanya segelintir orang yang bisa menahan hawa nafsu untuk menahan amarah. Padahal jika bisa melakukan hal itu, di akhirat nanti Allah menjanjikan bidadari surga bermata jeli.

“Barang siapa menahan kemarahannya padahal dia mampu melampiaskannya maka Allah Taala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya,”. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Menurut Allah dalam Firmannya:“Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat buruk (semua maksiat) dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS al-Baqarah:169).  Semoga kita bisa menahan amarah untuk tidak terjebak kepada keburukan.(*)

Penulis: Bangun Lubis

 

Anda Ingin Umrah?

Silahkan hubungi admin anda di Kantor Pusat Mega Wisata, Jl. Jende. Sudirman No.75 Palembang.  Raihlah cashback Anda sekarang, klik Mymegawisata.com dan lihat juga Media Sosial resmi kami, IG megawisataofficial, Fb Megawisata Umroh Haji, Ytube Mega Wisata TV Channel dan Tiktok Sriwijayamegawisata

Dan hubungin Admin anda di nomor telepon 0711-317000/322000 dan Telp (WA) 0821 7976 9279/ 08217574 2888, 0821  dan kami juga bisa dihubungi melalui Telp/WA 0822 7967 4580 (ikhwan ) dan 0813 7322 6390 (Akhwat).

Percayakan perjalanan umrah anda kepada kami, tentunya kami siap membantu anda dalam segala hal selama perjalanan umroh yang sangat sarat dengan imbalan pahala ini.(*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button