UMROHUTAMA

Hari Kedua Jamaah Umroh Mega Wisata, Giliran City Tour Kota Madinah

Mengunjungi Kebun Kurma, Masjid Quba dan Jabal Uhud

MyMegawisata.com – Sabtu (8/03-2025) adalah hari kedua bagi kami berada di tanah suci, keberangkatan jamaah Umroh Mega Wisata di Palembang-Madinah Kamis 6 Maret 2025.

Sebelum ke Kota Makkah untuk menjalani prosesi umroh yakni tawaf, sa’i dan tahalul, jamaah Mega Wisata, akan berada di Madinah hingga 2 hari ke depannya lagi. Hari ini, dijadwalkan akan melakukan City Tour dengan mengunjungi Masjid Quba, kebun Kurma dan melihat pemandangan bersejaran di Jabal Uhud.

Pembimbing yang menjadi Tour Leader Mega Wisata kali ini, Ustads Abu Hamzah melaporkan bahwa City Tour yang dipaketkan oleh Mega Wisata travel setiap kali melaksanakan umroh ke tanah suci, adalah program yang telah menjadi paket khsusus, agar dapat melihat dari dekat bukti-bukti sejarah Islam yang tentu sangat mengandung ilmu pengetahuan dan budaya Islam masa lalu.

Jamaah Umroh, tentu begitu senang, mengikuti kunjungan yang ditempuh ke tiga tempat pada Sabtu hari ini. Sebanyak 30 orang jamaah Mega Wisata, dengan senang hati mengikuti ajakan Muthowif Mega Wisata Muhammad Farid, yang telah membuat jadwal bersama Abu Hamzah, untuk melihat dari dekat lokasi Masjid Quba, Kebun Kurma dan Jabal Uhud.

Berkunjung Ke Kebun Kurma

Kebun kurma Madinah adalah kebun kurma terbesar di dunia. Kebun ini menjadi destinasi yang seolah wajib bagi setiap jemaah umroh ataupun haji. Lokasi kebun berada di dalam Kota Madinah, sekitar 5 kilometer sebelah tenggara Madinah. Letaknya begitu dekat dengan Masjid Quba, Anda hanya perlu menempuh perjalanan kurang lebih 5 menit dari Masjid Quba, untuk sampai di kebun ini.

Perkebunan kurma di Madinah telah ada sejak masa Rasulullah. Bahkan kebun kurma itu telah ada sebelum Nabi hijrah dari Mekkah ke Madinah. Kebun kurma tersebut milik keluarga Abdul Rahman Al-Harby yang pengelolaannya secara turun temurun.

Muhammad Farid mengemukakan, bahwa dari catatan yang dia terima, menyebutkan kebun kurma Madinah memiliki luas wilayah sekitar 25 hektar dan sebanyak 1.600 pohon kurma tumbuh di area tersebut. Ketika panen, tiap pohon kurma dapat menghasilkan sekitar 1 hingga 2 kwintal buah kurma.

Kondisi tanah Kota Madinah dan udaranya yang sejuk menjadi tempat ideal untuk budi daya buah kurma. Kurma biasanya berbuah sekali dalam satu tahun. Dalam proses budi dayanya, setidaknya membutuhkan waktu enam bulan dari proses berbunga hingga masa panen. Proses budi daya pohon kurma dari penanaman hingga panen, diketahui bagaimana proses hingga kurma bisa di jual kepada jamaah atau produksi untuk ekspor – impor.

Jangan lupa membawa oleh-oleh berbagai jenis kurma bahkan olahan kurma ketika sedang berada di sana. Karena, di area perkebunan tersebut telah tersedia toko kurma bernama Al-Barokah. Tempat ini bisa Anda kunjungi untuk membeli beragam jenis kurma maupun olahan makanan berbahan dasar kurma yang dapat menjadi buah tangan (oleh-oleh).

Ada Kurma ajwa: Kurma ini dikenal sebagai “Kurma Nabi” karena merupakan salah satu makanan kesukaan Rasulullah. Kurma ajwa berteksktur lembut, memiliki rasa manis yang khas dan kaya nutrisi.

Kurma sukkari: Merupakan salah satu jenis kurma yang paling terkenal. Kurma jenis ini bertekstur juicydan rasanya sangat manis. Biasanya kurma sukkari berwarna cokelat keemasan.

Kurma khalas: Kurma jenis ini memiliki daging buah yang tebal dengan rasa manis dan sedikit asam. Kurma khalastak kalah populer dengan yang lain. Kurma ini pun kerap tersaji dalam berbagai hidangan.

Melakukan Salat di Masjid Quba

Mengetahui tantang, Masjid Quba, yang menghadap Baitul Maqdis di Palestina dilakukan oleh Rasulullah. Kemudian diikuti berturut-turut oleh Abu Bakar Ashshiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.
Dalam beberapa catatan dikemukakan bahwa Masjid Quba sendiri adalah nama sebuah sumur, yang kemudian menjadi nama perkampungan yang dihuni oleh Bani Amru bin Auf. Dinamakan Masjid Quba, karena ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah melewati pemukiman ini.

Masjid ini dibangun oleh Rasulullah dan para sahabat pada tahun pertama hijriah terletak di selatan barat di kota Madinah. Di dalam masjid tersebut terdapat sumur Malik Abu Ayyub al-Anshari yang dikenal dengan sumur Mubarok an-Naqah yaitu tempat pemberhentian unta Rasulullah ketika masuk ke Kota Madinah.
Selain itu, ketika membangun Masjid Quba, Nabi Muhammad juga dibantu oleh Malaikat Jibril yang memberi petunjuk arah kiblat dari masjid tersebut. Di masjid ini pertama kalinya diadakan sholat berjamaah secara terang-terangan.

Masjid pertama yang dibangun Rasulullah ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 108 yang disebut dengan nama Masjid Takwa, Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.”

Baca Juga  Akhir Pekan Ini, Mengunjungi Obyek Wisata Halal

Dari dokumen sejarah di Masjid Quba, yang dikutip, menyebutkan, semasa hidupnya, Rasulullah SAW selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin, dan Kamis.
Setelah beliau wafat, para sahabat selalu menziarahi masjid ini dan melaksanakan sholat di dalamnya. Oleh karena itu, setiap umat muslim yang menunaikan ibadah haji atau umrah sangat dianjurkan untuk mengunjungi masjid yang menjadi saksi perjuangan Rasulullah ini.
Masjid Quba mengalami renovasi pada zaman Utsman bin Affan dengan membangun menara masjid untuk mengumandangkan adzan. Berikutnya direnovasi pada masa Sultan Abdul Majid II Daulah Utsmaniyah pada tahun 1245 hijriyah.

Berikutnya, masa pemerintahan Kerajaan Arab Saudi Kementerian Haji dan wakaf melakukan perluasan Masjid Quba sehingga bisa menampung kapasitas 20.000 jamaah. Bentuk bangunan seperti masjid pada umumnya, hanya saja bagian tengahnya terdapat ruangan lapang yang di atasnya terdapat atap yang bisa dibuka tutup. Yang istimewa, masjid ini 4 menara untuk menyebar kumandangkan adzan dan 56 kubah.

Komplek Masjid Quba juga dilengkapi dengan pemukiman para imam dan muadzin, perpustakaan, dan tempat tinggal para penjaga masjid. Sampai saat ini masjid masih diziarahi ribuan umat Islam dari penjuru dunia baik yang sedang menjalankan ibadah haji maupun umrah.

Dari kejauhan masjid ini akan terlihat 4 menara putih tinggi menjulang. Begitu dekat, maka tampak jejeran pohon kurma mengelilingi masjid. Masjid ini memang berbeda dengan kebanyakan masjid di Madinah. Kalau Masjid Nabawi dan masjid lain yang ada di Madinah hampir tak memiliki taman depan, namun tak begitu dengan Masjid Quba. Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 5.035 meter persegi ini memiliki taman depan dan belakang dengan deretan pohon kurma yang rindang. Dan di halaman depan masjid terdapat taman air mancur.

Sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmizi dan Ibnu Majah mengatakan bahwa Rasulullah menyatakan: Bila mengunjungi Masjid Quba untuk shalat, maka pahalanya sama dengan melakukan umrah. Riwayat tersebut hingga kini masih tertempel di dinding luar Masjid Quba.

Jadi, begitu tiba di masjid ini, maka segeralah berwudhu dan tunaikan shalat sunah di dalam masjid pertama ini karena siapa yang bersuci dari rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah.

Masjid Quba memang selalu menjadi tujuan ziarah para jamaah haji maupun umrah, tidak heran bila masjid ini selalu padat. Masjid nan sederhana itu, kini tampil begitu indah memesona mata. Namun, sejatinya bukan kemegahan dan keindahan yang terpancar dari masjid ini. Hanya keimanan dan ketakwaanlah yang mendasarinya.

Berikutnya, terdapat satu ruang persegi 4 untuk shalat dan sebuah serambi. Ruangan bertiang pohon kurma dan beratap pelepah daun kurma bercampur tanah liat. Di tengah terdapat ruang terbuka yang disebut sahn. Di tempat itu terdapat sumur untuk mengambil air wudhu. Dan yang layak dicatat adalah bahwa masjid ini pernah mengalami peralihan arah kiblat dari Baitul Maqdis kemudian diputar balik menghadap Baitullah di Makkah.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah pertama yang membangun 4 menara masjid Quba setinggi 47 meter. Rekonstruksi berikutnya terjadi pada masa Sultan al-Asyraf Saif al-Din Qait-Bey dari Dinasti Mamluk dengan melengkapinya sebuah mimbar baru dari pualam. Di kemudian hari mimbar itu dijuluki Mimbar Masjid Raya. Raja Fahd bin Abdul Aziz pada tahun 1986 kembali merenovasi dan memperluas bangunan dengan tetap mempertahankan arsitektur tradisionalnya. Proyek ini menelan biaya SR 90 juta atau sekitar Rp90 miliar.
Elemen bangunan baru ini mencakup karya dari arsitek Mesir Abdel Wahed el-Wakil, arsitek Pakistan Hassan Khan Sayyid, dan arsitek tensil dari Stuttgart, Mahmoud Bodo Rasch.
Masjid ini memiliki dua area salat utama, satu di selatan dan satu lagi di utara yang dihubungkan oleh dua barisan tiang beratap di sisi timur dan barat mengelilingi ruang tengah, yang ditutup dengan kain. Ruang salat di bagian selatan dihiasi enam kubah yang lebih besar di atasnya, ruang salat di bagian utara dihiasi 32 kubah yang lebih kecil, dan barisan tiang di atasnya dilengkapi dengan kubah yang lebih kecil.
Saat ini Masjid Quba memiliki 7 pintu masuk utama dan 12 pintu masuk tambahan di Masjid Quba, fasilitas toilet sebanyak 64 unit untuk pria dan 32 toilet untuk wanita.
Jabal uhud adalah agenda hari ini, dan kami begitu banyak tahu tentang informasi setelah Muthowif Mega Wisata, Muhammad Farid, dan Tour Leader, Akhi Asep Suhendar, memberikan penjelasan mengenai Jabal uhud dan sekitarnya.
Jabal (Gunung) Uhud
Dikisahkan, bahwa Jabal Uhud atau Gunung Uhud atau juga disebut Bukit Uhud berlokasi sekitar 5 kilometer sebelah utara kota Madinah. Jabal Uhud merupakan gunung yang kelak ada di surga.
Bagi umat muslim yang melaksanakan ibadah umrah atau haji, biasanya akan menyempatkan diri untuk mengunjungi Jabal Uhud. Atau minimal melihat Jabal Uhud ketika melintas di Madinah. Gunung ini begitu istimewa.
Jabal Uhud adalah gunung batu berwarna kemerahan, ukurannya tidaklah begitu besar, tingginya sekitar 1.050 m dengan panjang 7 km. Jabal Uhud seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung-gunung yang lain. Karena itulah, penduduk Madinah menyebutnya Jabal Uhud.

Baca Juga  Umroh, Upaya Pemurnian Jiwa dan Kedamaian Hati yang Tertaut Dengan Allah

Sebanyak 19 orang Jamaah Eksekutif dari Mega Wisata, kini tengah melakukan kunjungan di Jabal Uhud. Mereka menikmati pegunungan yang sedikit agak dingin karena memang berada diketinggian 1.050 meter.
Barziarah di Jabal Uhud, maksudnya untuk mengenang bagaimana berat dan riskan tugas Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam mempertahankan Islam, sehingga kalau mereka habis pada saat perang Uhud, mungkin jadi semua manusia tanpa kendali dan hukum rimbalah yang jadi pedoman.

Perang Uhud merupakan peristiwa penting bagi umat manusia karena orang- orang kafir Quraisy di Makkah menyerbu kota Madinah sebagai tempat berkumpulnya Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Selesainya perang Uhud menyebabkan 70 sahabat Nabi Muhammad dan 30 orang kafir Quraisy terbunuh.

Di tengah-tengah lokasi Jabal Uhud terdapat dua makam pahlawan Uhud berbatu hitam yakni makam Sayyidina Hamzah dan Abdullah bin Jahsy, sementara 68 pahlawan lainnya berada dalam lokasi berpagar tembok tanpa ada tanda-tanda khusus.

Nabi Harun sendiri sebagai sahabat Nabi Muhammad yang sedang sakit, kemudian meninggal dunia dan dimakamkan di salah satu tebing yang dikenal dengan tebing Nabi Harun yaitu diantara tebing-tebing bagian tengah Jabal Uhud.

Gunung yang Bakal Di Surga

Terlepas dari itu, di balik keistimewaan yang dijanjikan bakal ada di surga, Gunung Uhud memiliki sejarah yang penting untuk diketahui umat Islam. Sejarah ini terjadi pada zaman Rasulullah Shollollohualaihi wassallam yang mengakibatkan gugurnya pada sahabat nabi.

Berdasarkan sejarahnya, Gunung Uhud menjadi lokasi peperangan antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Makkah. Pertempuran yang terjadi pada 15 Syawal 3 H atau Maret 625 M ini kemudian dikenal dengan perang Uhud.

Perang Uhud terjadi karena keinginan balas dendam kaum kafir Quraisy setelah kekalahannya dalam perang Badar. Kaum musyrikin Makkah yang dipimpin Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) membuat strategi dan menyerbu umat Islam ke Madinah.(Buku Sejarah Islam)

Mengetahui kaum Quraisy akan menyerbu umat Islam, Rasulullah Shollollohualaihi wassallam memerintahkan barisan pasukan muslim menyongsong kaum kafir di luar Kota Madinah.Kemudian Rasulullah Shollollohualaihi wassallam mengatur strategi perang, di antaranya menempatkan 50 pasukan pemanah di atas Gunung Uhud. Sementara pasukan lain menunggu di celah bukit.

Peperangan ini nyaris dimenangkan oleh pasukan muslim yang berjumlah 700 orang. Namun, pasukan pemanah yang berada di atas Gunung Uhud tergiur dengan harta kaum musyrikin yang tergeletak. Hingga akhirnya mereka turun dari bukit. Tentu ini sudah melanggar perintah Rasulullah Shollollohualaihi wassallam yang seharusnya pasukan pemanah tetap berada di atas Gunung Uhud.(Pelajaran Bagi Kita Selanjutnya)

Akhirnya, pasukan muslim mendapat serangan balik dari kaum musyrikin Makkah. Akibatnya banyak yang gugur dari peperangan ini. Sebanyak 70 sahabat gugur sebagai syuhada. Salah satu yang gugur di antaranya adalah paman Rasulullah Shollollohualaihi wassallam Hamzah bin Abdul Muthalib.

Para syuhada itu dimakamkan di tempat mereka gugur, di sekitar Gunung Uhud. Nabi Muhammad Rasulullah Shollollohualaihi wassallam sendiri dalam peperangan tersebut mendapat luka-luka. Dan sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai untuk Rasul gugur karena badannya dipenuhi anak panah.

Gunung Uhud terbentuk dari batu granit warna merah memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang tujuh kilometer dan lebar hampir tiga kilometer.

Gunung ini adalah gunung terbesar dan tertinggi di Madinah. Di kaki gunung bagian selatan terdapat pemakaman para syuhada, salah satunya adalah Hamzah bin Abdul-Muththalib paman dan saudara sepersusuan Nabi Muhammad Shollollohualaihi wassallam.(*)

Editor: Bangun Lubis

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button