MUSLIMAH

Mengenal Saudah binti Zam’ah, Istri Nabi yang Alim dan Penyabar

Ia rela beri malamnya kepada Aisyah dan dengan senang hati

MyMegawisata.com – Kisah tentang istri-istri Nabi Muhammad, banyak juga yang kurang populer. Kendati telah banyak dikisahkan oleh para sahabat dan ulama hingga kini.

Salah satu Istri Nabi yang dinikahi pasca kenabian ada Saudah binti Zam’ah. Saudah binti Zam’ah adalah istri Rasulullah setelah wafatnya Khadijah binti Khuwailid.

Saudah menikah dengan Rasulullah bulan Ramadhan tahun ke 10 pasca kenabian, 3 tahun sebelum hijrah ke Madinah. Pernikahan dengan Rasulullah memang bukan pernikahan pertama bagi Saudah karna sebelumnya telah menikah dengan Sakran bin Amr yang wafat ketika sedang hijrah di Habasyah (Ethiopia).

Dijelaskan dalam berbagai buku kisah risalah Islam, bahwa pendamping hidup Rasulullah merupakan sebuah anugerah yang besar bagi Ummahat termasuk bagi Saudah. Namun, menjadi pendamping yang pertama setelah wafatnya Khadijah bukanlah hal yang mudah, dimana Khadijah adalah istri yang menemani Rasul sejak awal perjuangan dan tidak ada yang bisa menggantikan posisinya di hati Rasul.

Apalagi setelah menikah dengan Saudah, tidak selang berapa lama Rasul menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar. Pernikahan antara Rasul dengan Saudah dan Aisyah memang tidak begitu jauh jaraknya, hal ini jugalah yang menyebabkan keduanya sangat dekat.

Meskipun dari segi fisik dan nasab tidak seperti Khadijah maupun Aisyah, Saudah merupakan perempuan pilihan. Banyak keistimewaan yang dimilikinya sehingga pantas menjadi perempuan yang terpilih menjadi pendamping Rasul. Saudah dikenal sebagai seseorang yang dermawan, suatu hari setelah wafatnya Rasulullah datang Umar bin Khattab membawakan sekantung uang dirham untuk diberikan kepada Saudah. Setelah dirham itu diterima, dirham tersebut langsung dibagikan kepada orang-orang miskin yang membutuhkan.

Selain itu, Saudah juga seorang istri yang sangat menyayangi Rasulullah, tidak jarang juga menyebabkan Rasul tertawa karna kepolosannya. Pada suatu hari, Saudah bercerita kepada Rasul bahwa ketika sholat di belakang Rasul dia menutup hidung tangannya khawatir akan berdarah karna terlalu panjang ruku yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasul pun tertawa mendengarkan cerita itu.

Allah juga mengabadikan beberapa kisah Saudah di dalam al-Qur’an dengan menjadikan Asbabun Nuzul ayat. Pada tulisan Nurul Khasanah, S.Ag, Ustadzah di Cariustadz.id,, diriwayatkan dari Imam Ahmad, Imam Bukhori dan Imam Muslim bahwa suatu malam Saudah bersegera keluar rumah untuk menunaikan hajatnya dengan tergesa-gesa dan Umar bin Khattab dapat mengenalinya. Setelah itu Umar mengadukan kepada Rasulullah tentang hal ini hingga turun surat al-Ahzab ayat 59. Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:

“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ketika usia sudah mencapai udzur, Saudah memberikan jatah waktunya bersama Rasul kepada Aisyah. Keinginan Saudah hanya satu, wafat dan dibangkitkan dalam keadaan menjadi istri Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam Sunan al-Baihaqi bahwa ketika telah Saudah masuk usia udzur dan khawatir akan ditalak oleh Rasul maka Allah menurunkan surat an-Nisa ayat 128.

Baca Juga  Jangan Tergoda Dengan Dunia yang Melenakan, Siapkan Bekal Akhirat

Artinya: Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).

Saudah binti Zam’ah juga seorang perawi hadis karna semasa hidupnya telah meriwayatkan kurang lebih 5 hadis. Salah satu hadisnya berbunyi:

Artinya: Telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin Muqatil) telah mengabarkan kepadaku (Abdullah) Telah mengabarkan kepada kami (Isma’il bin Abi Khalid) dari (Asy Sya’bi) dari (Ikrimah) dari (Ibnu Abbas) radliallahu ‘anhuma dari (Saudah) isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Kambing kami mati lalu kami menyamak kulitnya, kami tetap menjadikannya sebagai tempat minuman hingga lusuh”

Saudah adalah sosok yang patut dicontoh oleh perempuan zaman sekarang. Keteguhan, kesabaran, keikhlasan serta kedermawanan yang akhirnya mengantarkan kepada gerbang kebahagiaan yang diidamkan semua perempuan di atas bumi ini. Peran menjadi pendamping Rasul dan Ummahat al-Muslimin dengan tuntas ia selesaikan hingga wafat pada masa akhir kekhalifahan Umar bin Khattab tahun 54 hijriyah di Madinah.

Saudah sebagaimana dirinya, dan berikut keterangan-keterangan tentang istri Nabi ini

 1. Saudah adalah salah satu sahabiyat yang ikut berhijarah bersama delapan orang dari Bani Amir ke Habsyah. Perjalanan hijrahnya menghadapi berbagai tantangan sampai-sampai ia harus kehilangan suaminya sehingga ia harus menghadapi kerasnya hidup di negeri asing tanpa seorang suami di sisinya. Ia pun memasuki usia senja.

2. Nabi Muhammad menikahi Saudah setelah Khaulah binti Hakim memberanikan diri untuk mengusulkan Nabi menikahi Saudah. Nabi yang begitu menaruh perhatian kepada wanita muhajirah yang beriman itu pun menerima usul tersebut. Orang di Makkah menanggapi kabar pernikahan itu dengan heran dan seolah tidak percaya. Saudah pun mengerti bahwa Rasulullahﷺ menikahinya karena mengasihaninya setelah ia kehilangan suaminya.

Baca Juga  Puncak Harapan Tertinggi Hanyalah Kepada Allah Semata

3. Setelah tiga tahun pernikahan dengan Saudah, barulah Rasulullah mempersunting Aisyah di susul istri-istri yang lain masuk dalam kehidupan Rasulullah.

4. Saudah dikenal sebagai perempuan bijak dan penyayang. Ia juga seorang periang. Ketika ia mulai tua, ia rela memberikan hari-hari gilirannya untuk bersama Rasulullah kepada Aisyah yang merupakan istri favorit Sang Nabi, demi menyenangkan beliau dan supaya dirinya tidak jadi diceraikan oleh Beliau yang ingin memberinya kebebasan.

5. Riwayat turunnya ayat kewajiban berhijab turun setelah peristiwa Umar bin Katthab mengusulkan agar istri Nabi mengenakan hijab. Dan ketika itu sosok yang disebut adalah Saudah, karena ketika ia keluar begitu dikenali sehingga Umar memanggilnya.

Umar bin Khattab pernah berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Tolong, perintahkanlah para isteri Anda untuk berhijab,”Aisyah melanjutkan, “Namun beliau tidak melakukannya, sedangkan isteri-isteri Nabi ﷺ juga biasa keluar pada malam hari ke tempat untuk buang hajat. Maka isteri Beliau ﷺ, Saudah binti Zam’ah keluar, ia adalah wanita yang berpostur tinggi, lalu Umar bin Khatthab melihatnya ketika ia berada di Majlis,

katanya ‘Hai Saudah! Kami mengenalimu!’ Sesungguhnya Umar menegurnya hanya karena dia ingin semoga ayat hijab segera turun. Kata ‘Aisyah,’Memang, tidak lama kemudian Allah ‘azza wajalla menurunkan ayat hijab. (HR Bukhari 5771).

6. Saudah adalah ahli sedekah. Umar bin Khatthab pernah mengirim sekantung penuh dengan dirham padanya. Kemudian Saudah bertanya, “Apa ini?” Mereka berkata, “Dirham yang banyak.” Lalu Saudah berkata, “Dalam kantung seperti setandang kurma, wahai jariyah, yakinkan diriku.” Kemudian dia membagi-bagikan dirham tadi.

Aisyah berkata, “Bahwa sebagian isteri-isteri Nabi SAW berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang paling cepat menyusulmu ?” Nabi ﷺ menjawab, “Yang terpanjang tangannya di antara kalian.” Kemudian mereka mengambil tongkat untuk mengukur tangan mereka.

Ternyata, Saudah adalah orang yang terpanjang tangannya di antara mereka. Kemudian kami mengetahui, bahwa maksud dari panjang tanganya adalah suka sedekah. Saudah memang suka memberi sedekah dan dia yang paling cepat menyusul Rasulullah ﷺ di antara kami.” (HR Syaikhain dan Nasai)

7. Aisyah mengakui Saudah sebagai orang yang memiliki akhlak sangat terpuji.
Aisyah, pernah berkata, “Tiada seorang pun yang lebih aku kagumi tentang perilakunya selain Saudah binti Zam’ah yang sungguh hebat.”

Editor: Bangun Lubis

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button